Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Inilah! 10 Besar Ranking BWF Indonesia yang Akan Menjuarai All England 2022

16 Maret 2022   08:52 Diperbarui: 16 Maret 2022   08:57 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ranking 10 besar BWF Indonesia |JPNN.com

Mampukah Indonesia tampil sebagai juara di All England 2022? Meski tahun 2021 lalu, Indonesia batal mengikuti All England? Jawabannya adalah harus mampu! 

Karena, atlet-atlet bulutangkis Indonesia adalah manusia-manusia tangguh, memiliki daya juang tinggi, motivasi superhero, dan mental yang resilience. 

Lebih dari itu, prestasi para pemain Indonesia telah tercatat sebagai pemain yang berhasil meraih peringkat 10 besar di Badminton World Federation (WBF). 

Tentu saja, itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, ya. Sekaligus modal dasar dan bekal bagi Indonesia untuk meraih juara All England 2022. 

Nah, mungkin ada pertanyaan,  apa buktinya dan berdasarkan apa Indonesia akan mampu keluar sebagai juara? Inilah faktanya, simak ya!

Berikut adalah beberapa alasan, jika Indonesia akan mampu menyabet kejuaraan di All England 2022.

10 pemain bulu tangkis dari Indonesia masuk ranking Badminton World Federation (BWF)

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa dalam lima kategori yang tercatat di BWF. Hampir di setiap kategori ada perwakilan pemain dari Indonesia. 

Lima kategori yang dimaksud adalah tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.  

Dilansir dari bolastylo.bolasport.com, bahwa di kelas tunggal putra, Indonesia berada di urutan 5 dan 7. Anthony Sinisuka Ginting berada di peringkat ke-5 meraih 82.182 poin. Jonathan Christie meraih peringkat ke-7 dengan 74.770 poin. 

Untuk kategori tunggal putri, Indonesia belum berhasil menduduki peringkat 10 besar. 

Dalam kategori ganda putra, 3 peringkat disabet oleh Indonesia. Bahkan, dalam kategori ini, pemain bulu tangkis Indonesia membuktikan kegarangannya. Peringkat 1 dikuasai oleh pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dengan mengumpulkan 106.853 poin. 

Pada peringkat kedua diduduki oleh pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dengan raihan poin sebesar 100.557 poin. Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Adrianto meraih posisi ke-7 dengan raihan poin sekitar 72.894 poin.

Greysia Polii/Apriyani Rahayu menduduki peringkat ke-6 kategori ganda putri, dengan mencatat 83.115 poin. 

Pada kategori ganda campuran, dua peringkat kembali diraih oleh pemain dari Indonesia. Yakni pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dengan raihan sekitar 85.900 poin berada di urutan ke-4. 

Di urutan ke-9 ada pasangan Hafizh Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja meraih 65.941 poin.

Indonesia memiliki banyak pemain legendaris

Indonesia bisa disebut juga memiliki stok melimpah terkait pemain bulu tangkis legendaris. Mereka menjadi tokoh, panutan, bintang, dan legenda pada masa kejayaannya. Bahkan, diyakini hingga kini, belum ada atlet Indonesia sesudahnya yang dapat menyamai prestasi para pemain legendaris tersebut. 

Mengutip dari liputan6.com, bahwa ada 6 pemain fenomenal kebanggaan Indonesia. Siapa sajakah mereka? 

Tan Joe Hok (sang pionir) yang berhasil mengharumkan Indonesia melalui gelar juara turnamen prestisius All England pada tahun 1959. Tan Joe Hok juga mempersembahkan medali emas bagi merah putih di ajang Asian Games pada tahun 1962. 

Selain dua prestasi tersebut, ia juga memperkuat tim Indonesia, kala berhasil menjuarai Piala Thomas, di tahun 1961 dan 1964. 

Rudy Hartono (raja All England) karena ia berhasil 8 kali berturut-turut menjuarai All England, 7 kali juara dari tahun 1968-1974, satu gelar terakhir diperoleh pada tahun 1976. Wah, benar-benar legenda, ya. 

Konon, hingga kini belum ada yang bisa menandingi prestasi pemain asal Surabaya ini. 

Liem Swie King (King Smash) lolos ke final All England pada tahun 1976, saat ia berusia 20 tahun. Liem memiliki teknik smash yang unik dan indah, hal itu mengantarkan ia pada julukan 'King Smash'. Selain hebat sebagai pemain tunggal dan meraih 7 gelar juara, yakni 3 kali meraih gelar juara All England pada tahun 1978, 1979, dan 1981. 

Liem juga sukses bermain berpasangan dalam ganda putra. Dia berhasil menyabet 6 gelar juara dunia. Bersama Kartono, juara dunia pada tahun 1984 dan 1985. Lalu, saat berpasangan dengan Bobby Ertanto, dua kali meraih gelar juara dunia pada tahun 1986 dan 1987. Berganti partner dengan Eddy Hartono, Liem menjuarai Sea Games, dan Indonesia Open.

Alan Budikusuma (Emas Olimpiade) pernah mengharumkan Indonesia di kancah internasional, pada kejuaraan Olimpiade Barcelona di tahun 1992. Di saat yang sama, Susi Susanti (istri Alan) juga meraih emas di olimpiade tersebut. Hingga kini, belum kita dengar lagi prestasi yang sama, yang sudah diraih pasangan suami istri ini.

Hariyanto Arbi (smash 100 watt) diyakini jika Hariyanto adalah penerus dari Liem Swie King yang memiliki julukan Si Raja Smash. Dengan kehebatannya tersebut Hariyanto Arbi berhasil menyabet 7 kejuaraan bulu tangkis. 

Dua kali juara dunia All England pada tahun 1993 dan 1994. Juara dunia pada tahun 1995. Empat kali menjadi juara dalam gelaran Piala Thomas pada tahun 1994, 1996, 1998, dan 2000. 

Taufik Hidayat (pesona sang bad boy) dua kali meraih juara Olimpiade Athena pada tahun 2004 dan 2005. Pemain bulu tangkis asala Bandung ini, dua kali menjadi tim kebanggaan Piala Thomas, saat menjuarai event tersebut pada tahun 2000 dan 2002. 

Selain prestasi-prestasi tersebut, Taufik juga menjadi juara Asian Games di Busan pada tahun 2002, dan Asian Games di Doha, pada tahun 2006. 

Tim bulutangkis putri Indonesia menjuarai Badminton Asia Team Championship 2022

Dalam catatan 10 besar peringkat World Badminton Federation (WBF) memang tim bulu tangkis putri Indonesia belum mencatat hasil yang memuaskan. 

Namun, kabar gembira datang dari kejuaraan Badminton Asia Time Championship untuk kategori beregu putri. Korea Selatan dibuat bertekuk lutut oleh Indonesia dengan skor 3-2. 

Mengutip dari suara.com, bahwa Gregoria Mariska Tunjung pada pertandingan pertama dengan Sim Yu Jin dari Korea Selatan. Gregoria berhasil memenangkan pertandingan dua set langsung, dengan skor 21-9, 21-10. 

Begitu juga dalam pertandingan ketiga tunggal putri, pemain Indonesia juga berhasil menjadi juara dua set langsung, melalui Putri Kusuma Wardhani. 

Melihat kegigihan dan semangat, serta perjuangan para pahlawan olahraga ini di atas net. Maka, sebagai masyarakat Indonesia, selayaknya kita patut memberikan dukungan dan do'a. Agar semua harapan dan cita-cita para pemain ini, untuk menjadi juara All England 2022 dapat terlaksana. Karena, seperti kata pepatah, "Setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya". Semoga saja, tahun 2022 ini adalah masa yang tepat utuk meraih juara, bagi para pemain bulu tangkis Indonesia. (*)

#All England 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun