Fenomena bahasa anak jaksel yang populer saat ini. Seperti yang kita lihat dalam dialog-dialog film serial Layangan Putus atau dalam dialog keseharian para selebritis saat mereka syuting wawancara di podcast, Vickynisasi alias gaya berbicara Vicky di media TV, dan dialog-dialog remaja-remaja dan anak-anak Jakarta Selatan dalam lingkungan sosialnya.
Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan normal terjadi dalam sebuah lingkup bahasa. Bahkan, kita harusnya bersyukur. Karena, perubahan tersebut sebagai salah satu tanda bahwa sebuah bahasa masih 'hidup'.
Justru, kita harus khawatir, tatkala sebuah bahasa tidak berubah. Umpamanya bahasa Sansekerta dan bahasa Latin. Sudah tidak lagi mengalami perubahan dan perkembangan. Meskipun banyak kosakatanya digunakan dalam bidang keilmuan. Namun, penutur atau pengguna dari bahasa tersebut sudah tidak ada, alias tidak ada lagi orang yang berbicara dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Sansekerta dan bahasa Latin.Â
Bila sebuah bahasa tidak lagi memiliki penutur, maka bahasa tersebut dapat dikatakan sudah 'mati'. Namun, walaupun begitu, bahasa Sansekerta dan Latin masih dapat dikatakan bahasa yang masih 'hidup' karena dua bahasa tersebut masih digunakan dan dipelajari, meskipun hanya kalangan terbatas, yakni ilmuwan dan para peneliti naskah kuno.
Sifat bahasa
Ada beberapa sifat bahasa yang menunjukkan jika bahasa adalah dapat berubah sesuai perubahan yang terjadi pada penuturnya.Â
Bahasa dapat diidentikkan dengan makhluk hidup. Tentu saja, bahasa memiliki beberapa ciri mahluk hidup, umpamanya berubah dan berkembang.
Para ahli menyebutkan bahwa sifat bahasa adalah dinamis. Artinya bahasa akan selalu berkembang dan berubah sejalan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi pada manusia sebagai penutur atau pengguna dari bahasa tersebut.
Bahasa juga bersifat produktif, artinya bahasa akan terus menghasilkan sesuatu, baik itu ke arah perubahan atau perkembangan. Meliputi penambahan jumlah kosakata, perubahan makna baik meluas dan menyempit, dan penambahan akronim.
Bahasa akan terus memproduksi kosakata dan akronim baru, serta mengalami perubahan makna dari suatu kata sebagai bukti bahwa bahasa berinteraksi dengan bahasa-bahasa yang lainnya. Baik interaksi dengan bahasa daerah, maupun interaksi dengan bahasa asing.