Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan, saya jawab.
"Aamiin.... terima kasih apresiasi dan dukungan nya Mas Kae!"
Mas Kae juga membesarkan hati saya dan menunjukkan form dukungannya dengan alasan yang menurut saya sesuai dan tidak berlebihan.
"Konsisten dan aktif mengangkat tema jurnalisme masyarakat yang aktual."
Baiklah. Alasannya cukup masuk akal dan tidak membuat saya terbebani karena sesuatu yang tidak atau sulit saya lakukan. Sebab dilabeli dengan sesuatu yang bukan tentang kita tentunya bukan hal yang membuat nyaman. Paling tidak itu sudah saya lakukan. Mengulas kuliner biasanya juga saya lakukan pada pelaku UMKM di sekitar tempat tinggal, yang saya datangi langsung.
So, sepertinya nggak ada masalah kalau saya dinominasikan dengan alasan seperti itu.
Terima kasih Mas Kaekaha atas support dan dukungannya nggih... Terima kasih juga sudah mendukung di Instagram.
Karena merasa tidak terbebani, saya juga menjalani masa penjurian tanpa beban.
 Banyak nominator yang memilih dirinya sendiri, karena kita memang harus menghargai diri sendiri. Itu sah-sah saja, bahkan dianjurkan untuk dilakukan oleh para kompasianer yang sudah berhasil terpilih dalam best in di setiap kategori.
Tapi sesuai dengan sifat saya yang semau gue, tentunya saya mempunyai prinsip sendiri yang anti mainstream. Hihihi..
"Saya menghargai diri sendiri dengan memberikan penghargaan kepada orang lain".
 Itu sih prinsip saya pribadi. Nggak sesuai rekomendasi pakar juga nggak papa. Biasanya juga begitu. Toh yang menjalani saya sendiri, bukan para pakar. Hihihi...