Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Wajib Belajar 12 Tahun: Kuliah Tidak Wajib?

18 Mei 2024   11:31 Diperbarui: 18 Mei 2024   18:58 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di sektor swasta, skill dan pengalaman lebih diutamakan (dokpri)

Pendanaan pendidikan lebih difokuskan pada program wajib belajar 12 tahun yang mencakup pendidikan SD, SMP, dan SMA (Nadiem Makarim, Mendikbud ristek)

Gonjang-ganjing dunia pendidikan kembali terjadi saat UKT Mahasiswa naik berlipat dan dianggap mahal.

Mahasiswa menjerit dan memprotes kenaikan UKT yang fantastis, nyaris mendekati nilai dolar yang melambung saat terjadi reformasi.

Grup alumni Kampus kami di Kota Solo yang biasanya sepi dan unggahannya bisa dihitung dengan jari tiba-tiba membuat saya tertinggal ratusan chat. Tentunya membuat saya penasaran dan segera membuat ku membuka grup WA bersangkutan.

"UKT anakku cuma sekitar 4 juta, tapi di sekolah swasta".

"Di kampus kita sekarang gila-gilaan. Kedokteran dan Kebidanan IPI (uang pangkal)nya naik 5-8 kali lipat. Jadi ratusan juta!"

"Semua naik drastis, Mbak!"

"Waduh, jadi takut menguliahkan anak di kampus kita dulu!"

"Padahal dulu kampus kita terkenal murah mau masuk lewat jalur mandiri sekalipun!"

"Jadi tidak ada kebanggaan kuliah di PTN!"

"Iya, cuma anak-anak berduit yang bisa masuk PTN!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun