Tapi justru itu yang membuatku waras.Â
Selesai!Â
Cukup!Â
Dan aku tidak peduli lagi pada 2 orang biadab  yang telah menyakiti dan menginjak -injak harga diriku. Biarkan mereka asyik dengan kemaksiatannya, bukan urusanku lagi!
Haruskah kuteriakkan makian?Â
Lalu apa bedanya aku dengan mereka?
Kini hidup ku terasa lebih bebas, terlepas dari belenggu dan kebahagiaan palsu atas kebohongan suamiku.
Hidupku adalah keputusan dan pilihanku.
Karena hanya satu yang menuntun pada kebaikan, dan maha sempurna. Yaitu Allah, Tuhanku.
Kini, hanya Dia maha segalanya yang selalu menyertai dan membawa ketenangan dalam hidupku.
Dan itu sudah cukup!
Hidupku telah sempurna, saat selalu di jalanNya.