Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Religi, Doa Anak Sholeh Bahrul Ulum dan Kereta Kelinci

20 Januari 2024   16:36 Diperbarui: 20 Januari 2024   17:51 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunaikan shalat Dhuha berjamaah di masjid Tegalrejo (dokpri)

Makam Kyai Hardjo Besari (ayah Kyai Imam Muhammad), Tegalrejo, Semen, Nguntoronadi, Magetan (dokpri)
Makam Kyai Hardjo Besari (ayah Kyai Imam Muhammad), Tegalrejo, Semen, Nguntoronadi, Magetan (dokpri)

Menurut Pak Pri, kenapa Masjid Tegalrejo tidak dinamakan Masjid Semen, padahal lokasinya di dusun dan desa semen, itu ada sejarahnya.

Dulu, banyak sekali para santri yang ingin menimba ilmu pada Kyai Abdurrohman. Bahkan rumah beliau tidak sanggup menampung jumlah santri yang ingin belajar agama.

Akhirnya, mereka rela mendirikan tenda di pekarangan (tegalan, Tegal). Lama kelamaan, halaman atau tempat di sekitar rumah Kyai Besari yang semula sepi, menjadi ramai dan semarak (Rejo) oleh kehadiran para santri yang menginap di tenda.

Sejak itulah, nama tempat itu menjadi Tegalrejo yang dipergunakan sebagai nama masjid sekaligus pondok yang didirikan Kyai Abdurrohman pada tahun 1835 M.

Makam Kyai Imam Muhammad yang paling ujung dan paling barat di makam Tegalrejo (dokpri)
Makam Kyai Imam Muhammad yang paling ujung dan paling barat di makam Tegalrejo (dokpri)

Kyai Imam Muhammad adalah cikal bakal berdirinya Masjid Kyai Imam Muhammad, Buluh, Krandegan Kebonsari, Madiun.

Beliau adalah salah satu ulama yang mempunyai keistimewaan atau linuwih.

Ada cerita yang menyebutkan, saat wafatnya, beliau tidak dipikul seperti layaknya jenazah yang akan dikebumikan. 

Tapi hanya diangkat dan sampai sendiri ke makamnya di Tegalrejo, sehingga tidak memberatkan yang mengangkat.

Wallahu alam bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun