Acara usai, saatnya kami harus pulang. Ada rasa was-was membayangkan turun pada kondisi jalan yang penuh tikungan dan turunan sepanjang belasan kilometer.
Kami menunaikan shalat dhuhur sekalian ashar, dijamak. Doa kali ini lebih panjang, agar diberi ketenangan dan keselamatan.
Bismillahi tawakkaltu 'alallahi wa la haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'adhim.Â
Artinya: "Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Kami mulai menempuh perjalanan pulang.
Melewati tikungan terjal dengan mulus membuat hati sedikit tenang. Jalannya tidak sesulit yang dibayangkan.
Baru turun beberapa ratus meter, dihadang kabut yang cukup pekat. Jarak pandang hanya beberapa meter, suasananya mirip sebelum subuh atau sesudah Maghrib, padahal baru pukul 13.37.
Kurasakan mobil berjalan agak tersendat, mungkin ayah melakukan injak dan lepas rem.
Kalau hal ini dilakukan sampai di jalan raya, gearbox bisa jebol.
Beruntung kabut mulai tersibak, dan ayah mulai lebih tenang. Laju mobil mulai halus dan stabil. Sepertinya ayah mulai paham menggunakan gigi yang tepat.