Sampai di kebun, Toba sangat gembira melihat Samosir membawakan makan siangnya.Â
Terbayang kelezatan masakan istrinya. Apalagi di saat haus dan lapar seperti ini.Â
Tapi, betapa kagetnya Toba. Ketika membuka keranjang, sayur dan nasinya sudah berantakan dan hanya tinggal sesuap.Â
"Samosir, kenapa nasi dan sayurnya berantakan? "
"Tadi kumakan, Ayah. Aku lapar,"kata Toba tanpa dosa.Â
" Apa? Kamu keterlaluan sekali. Dasar anak ikan yang tak tahu adab dan sopan santun! "
Toba murka dan membentak Samosir yang ketakutan. Menangis dan berlari pulang ke rumah, mengadu pada ibunya.Â
"Ibu, kata ayah aku anak ikan yang tidak tahu adab dan sopan santun! "
Ibu Samosir sangat kaget, dan hatinya terluka. Toba telah mengingkari janjinya dan melanggar pantangan.Â
Air matanya bercampur air mata samosir semakin deras mengelilingi tempat mereka berdiri berpelukan.Â
Tiba-tiba Ibu dan putranya itu menghilang, sedang air matanya yang mengalir deras tertinggal membentuk sebuah Danau yang mengelilingi tanah tempat mereka berdiri.Â