Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Market Place Guru: Pasar Perdagangan Manusia?

17 Juli 2023   12:45 Diperbarui: 17 Juli 2023   21:31 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di mana pemerintah pusat menargetkan rekruitmen  1 juta guru sampai 2024 yang belum kelar. Kini sudah mau berganti platform market place Guru.

3. Market place Guru berdasarkan kebutuhan sekolah juga berpeluang timbulnya praktek KKN. 

Bisa saja pihak sekolah memanfaatkan market place untuk merekrut anak, saudara, tetangga dan keluarganya untuk mengisi formasi di sekolah karena tidak ada yang mengawasi, dan diserahkan 100% pada sekolah. 

Senada dengan Satriwan Salim, Pengamat Pendidikan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jejen Musfah mengatakan :

-'Marketplace' bukan solusi atas masalah kekurangan guru. 

Solusi yang diharapkan adalah :

-Rekrutmen Guru dilakukan berbasis kebutuhan jumlah dan mata pelajaran (mapel) lebih tepat. 

- Yang merekrut dan menempatkan seharusnya pemerintah. 

-Kurangnya penyerapan Guru karena pemda kekurangan dana untuk menggaji Guru sesuai kebutuhan. 

-Pemda masih ragu, apakah gaji Guru ditanggung pemerintah atau tidak. 

Di samping berbagai hal di atas, keberatan terhadap market place Guru mempunyai beberapa alasan :

1. Market place adalah istilah yang biasa digunakan dalam bisnis, sedang Guru bukan komoditas. Mungkin namanya bisa diganti Galeri Guru Berkualifikasi. 

2. Siapa yang bertanggung jawab menggaji Guru di market place harus jelas. 

Sebab dikhawatirkan ada kesenjangan jika Guru PPPK di market place digaji sekolah, sedang Guru PPPK yang mengajar tetap, digaji pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun