Pandemi covid-19 telah berlalu. Tahun baru 2023 menandai tahun pemulihan, baik dalam bidang perekonomian, aktivitas sehari-hari, maupun dalam dunia pendidikan yang kembali melaksanakan Pertemuan Tatap Muka.Â
SMAN 1 Dolopo tak mau ketinggalan. Hari Kamis, 16/2/2023 diadakan Gelar Karya dalam Proyek Penguatan Pelajar Pancasila yang mengambil tema : Kebhinekaan Tunggal dalam Bingkai Nasionalisme.Â
Kelas X yang terdiri dari kelas X Merdeka 1 sampai X Merdeka 7, menampilkan budaya dari masing-masing daerah sesuai pilihannya masing-masing.Â
Kelas X Merdeka 1 memilih Pulau Maluku untuk dipelajari adat dan budayanya.Â
Salah satu makanan khas Maluku  adalah lalampa. Lalampa ini mirip lemper, tapi dipanggang, dan berisi daging ikan laut.Â
Sebagai pembuka, Kelas X Merdeka 1 menampilkan sebuah tarian apik dari pulau Maluku.Â
Dalam acara ini, Kelas X Merdeka 1, menampilkan Asal-usul Telaga Biru dari Maluku Utara.Â
Telaga Biru merupakan telaga yang terdapat di Desa Mamuya, Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.Â
Telaga Biru merupakan obyek wisata di Halmahera. Keunikan telaga ini, setiap daun yang jatuh di atas air telaga akan tenggelam, karena seolah terhisap oleh bebatuan di telaga
Diceritakan, di desa Lisawa, Halmahera Utara, ada sepasang kekasih Magohiduuru dan Majojaru.Â
Magohiduuru berniat meminang kekasihnya Majojaru. Tapi mereka menyadari, untuk menikah dan hidup berumah tangga, mereka perlu modal dan biaya untuk hidup.Â
Akhirnya Magohiduuru mengemukakan keinginannya untuk merantau.Â
Majojaru merasa berat melepas kepergian Magohiduuru, tapi demi masa depan mereka, Majojaru mengikhlaskan kepergian Magohiduuru.Â
Magohiduuru berpamitan kepada orang tuanya juga untuk minta ijin merantau.Â
Kedua orang tua Magohiduuru melepaskan kepergiannya dengan berat hati pula.Â
Akhirnya, sekian purnama telah lewat, Majojaru menunggu kedatangan kekasihnya yang tak jua kembali.Â
Majojaru mendekati para awak kapal yang baru turun ke darat.Â
Ia menanyakan kabar Magohiduuru kekasihnya dengan penuh harapan.Â
Tapi kabar buruk yang diterimanya. Magohiduuru mengalami kecelakaan saat terjadi badai di laut, dan mayatnya tak pernah ditemukan.
Majojaru sangat berduka.Â
Dia berlari ke sana ke mari sambil menangis pilu. Air matanya terus menetes. Akhirnya Majojaru pingsan. Dan tiba-tiba tubuhnya menghilang.Â
Di bekas tubuh Majojaru, memancar telaga jernih yang airnya berwarna biru.Â
Kabar peristiwa terbentuknya telaga pun tersebar ke mana-mana. Sungguh aneh, di daerah yang kesulitan air tiba-tiba muncul telaga air. Upaya mengungkap misteri itu dilakukan dengan menggelar upacara adat setempat.
Setelah orang-orang berkumpul, salah seorang tetua adat memulai dengan satu pertanyaan di antara mereka, "Siapa di antara kalian yang tidak hadir dan tidak berada di rumah ?"
Akhirnya diketahui, bahwa Majojaru sudah 2 hari meninggalkan rumah.Â
Sedang Magohiduuru pergi merantau dan tidak pernah kembali.Â
Akhirnya diketahui, Telaga biru berasal dari air mata patah hati Majojaru yang mengalir tanpa henti membentuk telaga.Â
Pelajaran yang diambil adalah tentang kesetiaan yang tiada akhir apapun yang terjadi, tapi jangan mudah patah hati.Â
Sejak itu di sekitar Telaga sering diadakan upacara  adat dengan menampilkan tari-tarian.Â
Salah satu tarian yang ditampilkan adalah Tari lenso.Â
Tari Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah Maluku. Tarian ini merupakan Tari pergaulan yang ditarikan oleh penari perempuan dengan memakai sapu tangan.Â
Terkadang memakai selendang atau lenso.Â
Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai dengan jumlah penari 8-9 orang.Â
Biasanya ditampilkan saat ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkih, Tahun Baru dan kegiatan lainnya.Â
Kelas X Merdeka  1 tampil menawan dengan properti yang dipersiapkan secara serius dan menarik.Â
Di akhir acara semua anggota kelas tampil menyanyi dan menari bersama, lagu poco -poco.Â
Poco-poco adalah sebuah lagu yang berasal dari Maluku. Lagu ini diciptakan oleh Arie Sapulette.
Â