Setelah kondisi mulai stabil, kutulis pesan WA di grup keluarga agar semua mendoakan Ibu secara khusus.Â
Kakak dan kakak ipar yang baru saja sampai rumah langsung kembali lagi ke rumah sakit.Â
Akhirnya kami bertiga bersama-sama menunggui dan mendoakan ibu. Tapi menjelang dini hari, kondisi ibu semakin stabil, sehingga kami dipersilakan kembali ke ruang tunggu dan mendoakan dari sana. Sedang ibu di bawah pengawasan perawat HCU.Â
Jumat pagi, adik perempuan saya dan suaminya tiba dari Bandung, setelah dikabari kondisi ibu yang sempat kritis tadi malam. Sedang adik laki-laki saya belum datang karena baru 2 hari yang lalu kembali ke Semarang setelah 3 hari menunggui ibu.Â
Jumat sore dan malam, kondisi ibu membaik. Tapi justru saya yang terserang batuk, semalaman batuk terus di ruang tunggu HCU.Â
Paginya, sabtu pagi, kondisi ibu membaik. Bahkan normal. Sangat normal, jadi saya memutuskan pulang sebentar. Disusul adik dan kakak, sementara kakak ipar yang menunggu.Â
Kemudian, adik dan adik ipar kembali menunggui, dan saya menyusul.Â
Saya dan adik perempuan saya mendatangi ibu, dan bertemu perawat dan dokter piket. Saat itu petugas, baik dokter dan perawat banyak yang mengajukan cuti akhir tahun, jadi petugas medis sangat terbatas.Â
"Perawat jaga memberikan hasil rontgen ibu dan menjelaskan kondisi ibu. Bahkan mempersilakan kami berkonsultasi dengan dokter piket. Tapi Bu dokter belum bersedia karena sedang ada urusan yang mungkin lebih penting dan harus segera diselesaikan.Â
Akhirnya kami tidak jadi konsultasi. Bahkan batuk saya kembali datang dan tak berhenti sambung menyambung mbuat payah dan lemas. Akhirnya saya minta ijin adik untuk istirahat di rumah saja, sedang adik perempuanku dan suaminya yang menunggu.Â
Saya sempat istirahat, meski batuk saya belum sembuh juga.Â