Raden Caranggesing tumbuh menjadi pemuda yang sakti dan keras kepala, sehingga tidak ada seorangpun yang berani menentang kata-katanya.Â
Raden Caranggesing gemar berkuda keliling desa. Sehingga pada suatu saat, jalannya terhalang rumpun bambu. Rumpun bambu itu dihancurkan dengan kesaktiannya dan hancur tak berbekas. Bahkan batu-batu besar di sekitar nya ikut hancur dan terbelah. Sejak saat itu, daerah tersebut dinamai watu belah.Â
Anak kedua Brojosingo adalah seorang putri yang bernama Dewi Talak Broto.Â
Rambutnya sangat panjang, sehingga jika bepergian, para pengawal akan membantu memegangi rambutnya.Â
Suatu hari, Dewi Talak Brata mandi di sungai bersama para emban. Saking asyik bermain di sungai, tidak sadar banyak ikan yang tersangkut dirambutnya yang panjang dan lebat.Â
Dewi talak Brata dan para emban bersuka cita dan mengumpulkan ikan-ikan yang tersangkut di rambut Dewi Talak brata.Â
Namun sesampai di rumah, Raden Caranggesing justru mencurigai adiknya telah berbuat mesum dengan penangkap ikan.Â
Dewi Talak Brata sangat sedih dan terhina dengan tuduhan kakaknya yang sangat menyakitkan hati.Â
"Kakang sungguh keterlaluan, " Kata Dewi Talak Brata sambil merebut keris kakaknya.Â
Keris itu dipergunakan untuk memotong habis rambutnya.Â
Raden Caranggesing sangat kaget, dan ingin merebut kembali kerisnya.Â