"Pentolnya berapaan, Mas?" Tanyaku.Â
"Lima ribu boleh, 10 ribu boleh, "
"Lima ribu saja, Mas! "Â Aku dan suamiku sudah makan malam. Kalau kebanyakan takut nggak kemakan.
"Sudah lama jualan pentol, Mas? "
"Sudah, Bu. Nganu.. Saya jualnya ganti-ganti. Kalau panas, saya jual es. Kalau banyak hujan, saya jual pentol yang panas-panas, "
"Oh, gitu ya. Rumahnya mana Mas?Â
" Nglames. Bu."
"Wuih, jauh. Kok tahu kalau di sini ada pengajian akbar? "Â
"Dikasih tahu teman, Bu. Kan ada kelompoknya.Â
" Lha ini sendiri! "
"Itu sebelah, satu kelompok! "
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!