Hubbul wathon, minal iman...Â
Hubbul wathon minal iman...Â
Hubbul wathon minal iman...Â
Suara nyanyian menjelang pengajian Maulidan terdengar indah di telingaku.Â
Murid-murid MI Bahrul Ulum, dusun Mbuluh, Desa Krandegan, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun mempersembahkan lagu-lagu religi yang bernuansa kebangsaan juga.Â
Lanjut sholawat dan murottal.Â
Karena suara jelas terdengar, aku memilih mendengar pengajian dari teras rumah saja.Â
Assalamu'alaikum, kami ucapkan.Â
Kepada tamu undangan yang baru datang...Â
Nyanyian kembali terdengar, lanjut Bungong jeumpa.Â
Saya mengamati para penjual yang berusaha menangguk rejeki.Â
Perayaan seperti ini juga memberi lapangan usaha bagi para pedagang kecil dan UMKM.Â
Setelah beberapa waktu lalu digempur pandemi, kini mereka kembali bangkit.Â
Ada penjual jagung rebus.Â
Ada penjual arumanis.Â
Ada penjual pentol daging, penjual buku, penjual bakso, penjual telur puyuh dadar, bakso Korea, persewaan mobil remote, odong-odong, dll.Â
Sepertinya mereka memanfaatkan acara-acara yang digelar untuk menjual dagangannya.Â
Meski sekarang banyak penjual buka lapak secara online, penjualan offline sepertinya tidak tergantikan.Â
Saya mencoba menghampiri penjual pentol. Biasanya suami saya suka pentol kuah. Pentol ini adalah bakso yang tepungnya lebih dominan.Â
"Pentolnya berapaan, Mas?" Tanyaku.Â
"Lima ribu boleh, 10 ribu boleh, "
"Lima ribu saja, Mas! "Â Aku dan suamiku sudah makan malam. Kalau kebanyakan takut nggak kemakan.
"Sudah lama jualan pentol, Mas? "
"Sudah, Bu. Nganu.. Saya jualnya ganti-ganti. Kalau panas, saya jual es. Kalau banyak hujan, saya jual pentol yang panas-panas, "
"Oh, gitu ya. Rumahnya mana Mas?Â
" Nglames. Bu."
"Wuih, jauh. Kok tahu kalau di sini ada pengajian akbar? "Â
"Dikasih tahu teman, Bu. Kan ada kelompoknya.Â
" Lha ini sendiri! "
"Itu sebelah, satu kelompok! "
(Eh iya. Sebelahnya jual pentol juga).Â
"Namanya siapa, Mas? "
"Yogi."
"Hahaha....!". Aku langsung ngakak. Namanya sama dengan saya Mas! "
"Terima kasih, ya! "
Kuterima pentolnya dan kembali ke rumah yang hanya berjarak sekitar 100 meter. Kutinggalkan penjual pentol yang namanya sama denganku. Mungkin dia heran, perempuan kok namanya Yogi, hehehe....
Berdagang adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan Rasulullah.Â
Ada sebuah percakapan yang dilakukan Rasulullah dengan pengikutnya. Saat itu Nabi ditanya,
"Wahai Rasulullah, pekerjaan apa yang paling baik?"
Nabipun berkata: "Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual-beli yang diridhai. "
Di era sekarang, berdagang dan keberadaan UMKM adalah penyelamat bagi perekonomian mikro maupun makro.Â
Di saat badai covid melanda, dan kini dunia mengalami resesi, banyak UMKM yang bisa terus bertahan.Â
Saat badai covid, UMKM memasarkan dagangannya melalui marketplace yang tersedia secara daring.Â
Dengan cara ini interaksi antara penjual dan pembeli tetap bisa terjalin meski pandemi covid melanda.Â
Sistem pesan antar menjadi primadona dengan platform digital sebagai sarana dan perantara.Â
Mungkin dalam mengurus PIRT perlu dipermudah, atau dilakukan jemput bola. Sebab ada seorang tetangga yang mempunyai usaha sambal pecel khas Madiun, tapi kesulitan mendapatkan pirt agar bisa menembus swalayan.Â
Mungkin perlu dilakukan training,dan pendampingan bagi pelaku UMKM agar bisa mendapatkan PIRT dengan mudah.
 Mungkin ini juga perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mendukung keberlangsungan dan pengembangan UMKM.Â
Agar UMKM bisa terus bertahan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.Â
Yaitu :
A. Faktor Eksternal, sepertiÂ
1. Pendampingan UMKM seperti yang dilakukan banyak perguruan tinggi sebagai pengabdian masyarakat.Â
2.Dukungan dana dari pemerintah.
3. Dukungan pemerintah untuk memfasilitasi sertifikasi produk. Bisa dengan pelatihan, maupun langsung membantu proses sertifikasi produk.Â
4. Pemerintah Mengadakan pelatihan untuk membuat UMKM lebih profesional dan produksi semakin diterima dengan standar nasional maupun internasional
5. Bantuan pemerintah, maupun pemerintah daerah untuk mempromosikan produk.Â
B. Faktor internal UMKM
1. Memasarkan produknya secara online, baik melalui media sosial, market place, website produk, maupun lapak-lapak online.Â
2. Membuat inovasi dan survey untuk menyediakan produk inovatif yang unik, tapi bisa diterima masyarakat.Â
3. Rajin mengikuti perkembangan dan selalu berusaha meningkatkan kualitas produk.Â
4. Membuat kemasan yang menarik untuk produk yang membutuhkan kemasan.Â
5. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya, tapi tetap menguntungkan secara finansial.Â
6. Membangun jaringan yang luas agar bisa lebih maksimal memasarkan produk.Â
7. Selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk dengan plan A, plan B, Plan C, dst.Â
8. Ikut memperkenalkan dan memasarkan produk dalam berbagai even maupun perayaan yang banyak diadakan.Â
9. Membentuk kelompok dengan UMKM sejenis untuk membuat kesepakatan standar produk, serta keseragaman dan stabilitas harga.Â
Diakui atau tidak, keberadaan UMKM mendukung ketahanan usaha di tengah krisis ekonomi yang diprediksi akan semakin genting di tahun 2023.
UMKM yang tahan banting dan handal ikut memperkuat perekonomian nasional.Â
Semua yang besar dimulai dari yang kecil. Mari perkuat dan dukung UMKM dengan :
1. Membiasakan berbelanja produk lokal yang disediakan UMKM.Â
2. Biasakan menjadi pelanggan UMKM dengan mengutamakan kualitas dan pelayanan yang diberikan, agar memicu persaingan yang sehat antar UMKM.Â
3. Memberi masukan jika produk kurang bagus, dan memberi reward jika produknya bagus agar tetap dipertahankan.Â
Terima kasih.Â
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H