Fenomena kesurupan tidak bisa disamakan dengan skizofrenia dan sebagainya karena hanya bersifat sesaat.
Dalam fenomena kesurupan ini dapat dirangkum beberapa fakta, yaitu :
1. Orang yang hidup di lingkungan mistis dan mempercayai kesurupan, akan lebih mudah mengalami kesurupan.Â
Seperti peristiwa-peristiwa di atas terjadi, karena masyarakatnya mempercayai adanya fenomena kesurupan. Sedang secara medis, kesurupan merupakan gangguan mental.Â
2. Kesurupan pada dasarnya adalah proses neuropsikologis. Artinya adalah aktivitas otak yang menghasilkan sifat mental dan motorik yang berbeda dari dirinya sendiri.
Itulah sebabnya orang yang mengalami kesurupan akan berperilaku berbeda dari sifat mental yang biasa melekat dalam dirinya.
3. Kesurupan ini bisa menimbulkan ketagihan,  sebab otak seseorang yang mengalami kesurupan akan merasakan kenyamanan dan ketenangan karena membanjirnya hormon dopamin yang membuat penderitanya ingin mengulang dan merasa ketagihan.
Hal ini mempengaruhi otak untuk mengulang rasa rileks yang diakibatkan membanjirnya dopamin. Sehingga orang yang dalam kondisi kelelahan atau mengalami tekanan berat, akan mengalami kesurupan. Seperti siswa yang kesurupan, bisa jadi menanggung beban mental yang berat saat akan menghadapi ujian akhir.Â
Kemungkinan banjirnya dopamin inilah yang membuat penderita kesurupan akan tertawa-tawa sendiri seperti kasus Ismaiyatun.Â
4. Pada saat kesurupan, otak akan merekam memori, mengulangnya dalam diri seseorang, dan berubah menjadi sifat mental dan motorik yang berbeda dari keadaan orang tersebut pada keadaan normal.
Hal ini terjadi pada orang kesurupan yang menggeliat-geliat seperti ular  atau mengaum seperti macan.Â