Dulu, lokasi Sendang dipagar besi di sekelilingnya, tapi sekarang dibuka.Â
Sendang Lawe ini adalah mata air yang airnya terus mengucur meski di musim kemarau. Airnya ke bawah, masuk ke parit untuk mengairi sawah-sawah di sekitarnya.Â
Mata air ini dibangun dan airnya disalurkan melalui pipa. Sumber air alami ini mungkin bisa terjaga kelestarian nya kalau pepohon di hutan ini dibiarkan tetap hidup.Â
Di Lokasi Sendang Lawe ini juga telah dibangun toilet yang memadai. Sayangnya sekarang terbengkelai dan tak terurus, sehingga banyak ditumbuhi tanaman dan tertutup rumpun bambu.Â
Sementara suamiku naik ke atas, mencari lokasi yang tepat untuk pembelajaran Ke hati bagi murid-muridnya, aku berkeliling mencari sumber suara gemercik air yang cukup nyaring di telinga. Ternyata di sebelahnya ada sungai yang mengalir.Â
Di dekat Sendang ada kolam yang dulu sempat ditebari ikan. Tapi kini dibiarkan kosong. Di tepinya ada pohon beringin. Di sekitar pohon beringin inilah konon ditemukan makam Ronggolawe, Adipati Tuban. Entah melarikan diri ke situ saat terjadi geger di Kadipaten Tuban, atau sengaja mengembara dan moksa, ceritanya masih samar dan belum diteliti dari sudut sejarah. Tapi di sekitar situ memang ditemukan makam. Sayangnya saya baru tahu belakangan saat sowan Pak RT, jadi tidak sempat mengulik ke situ.Â