Habis memfoto, aku berbalik ke penjual pecel yang ternyata bagi-bagi pecel gratis. Dasar beruntung, stok ternyata masih banyak.Â
"Ayo, siapa lagi yang belum kebagian? "
"Yess! Tunggu apalagi, aku langsung menghampiri Ibu yang sedang menawarkan sepincuk pecel.Â
" Monggo, Bu! "
"Terimakasih, " Kuterima sepincuk pecel berlauk tempe keripik dengan antusias.Â
"Hemm... Aroma bumbunya begitu menggoda, menunjukkan keaslian bahannya, antara sambal kacang dan gula merah yang berkolaborasi serasi,berpadu dengan bumbu yang harmonis, menampilkan sajian istimewa mencubit selera. Wadawwww... Jadi kepengin. (Kalau ini sih ekspresi nya Pak Bambang kalau menanggapi postingan foodie, hihihi).Â
Saya mengambil tempat duduk kosong di tempat teduh. Pelan-pelan saya nikmati pecel pincuk gratis ini. Dari sejarah gratisnya saja sudah terdengar  enak, apalagi aroma sambal pecel nya begitu menggoda. Masya Allah... Enak! Manis, asam asin pedas gurihnya pas. Malah ada yang istimewa. Seperti legit-legit gimana, gitu.Â
Saya mencoba mengingat, rasa legit dan aroma apa yang membuat pecel pincuk ini istimewa, tapi sampai nasi pecelnya habis, rahasia kelegitannya belum saya temukan.Â
Sehabis makan pecel gratis dan membuang bungkusnya di tempat sampah, saya menghampiri seorang ibu berseragam lurik yang sedang duduk sendirian. Sepertinya pegawai pemkot.Â