Nguiiinnggg.... Nguiiinggg.... Kloneng. Kloneng. Kloneng....Â
Pukul sepuluh tepat terdengar suara sirine dan lonceng gereja yang berlokasi tak jauh dari balaikota.Â
Lalu lintas terhenti. Semua menghentikan aktifitas sejenak untuk menghormati dan mendoakan para pahlawan kita yang telah gugur saat merebut  dan mempertahankankan kemerdekaan.Â
Saya berlari kecil ke arah balai kota Madiun. Tadinya saya kira sedang diadakan upacara, ternyata upacaranya di alun-alun. Lumayan jauh.Â
Tapi suasana hening. Lalu lintas sepanjang jalan pahlawan dihentikan sejenak untuk mengenang detik-detik proklamasi.Â
Beberapa menit kemudian lalu lintas kembali normal. Saya menyusuri jalan pahlawan tepat di depan balai kota Madiun.Â
Ada beberapa penjual pecel pincuk berbaju lurik dan beberapa berkostum nuansa merah putih.Â
Pantas tadi sering berpapasan banyak orang membawa pecel pincuk untuk dibawa dan dimakan di tempat duduk dengan payung-payung yang banyak terdapat di pinggir jalan. Ternyata ada yang menjual pecel pincuk di trotoar.Â
Tapi... Sebentar. Mata saya tertuju pada spanduk yang banyak terdapat di pinggir jalan. Mari kita baca, ada apa denganmu, eh....Â
Habis memfoto, aku berbalik ke penjual pecel yang ternyata bagi-bagi pecel gratis. Dasar beruntung, stok ternyata masih banyak.Â
"Ayo, siapa lagi yang belum kebagian? "
"Yess! Tunggu apalagi, aku langsung menghampiri Ibu yang sedang menawarkan sepincuk pecel.Â
" Monggo, Bu! "
"Terimakasih, " Kuterima sepincuk pecel berlauk tempe keripik dengan antusias.Â
"Hemm... Aroma bumbunya begitu menggoda, menunjukkan keaslian bahannya, antara sambal kacang dan gula merah yang berkolaborasi serasi,berpadu dengan bumbu yang harmonis, menampilkan sajian istimewa mencubit selera. Wadawwww... Jadi kepengin. (Kalau ini sih ekspresi nya Pak Bambang kalau menanggapi postingan foodie, hihihi).Â
Saya mengambil tempat duduk kosong di tempat teduh. Pelan-pelan saya nikmati pecel pincuk gratis ini. Dari sejarah gratisnya saja sudah terdengar  enak, apalagi aroma sambal pecel nya begitu menggoda. Masya Allah... Enak! Manis, asam asin pedas gurihnya pas. Malah ada yang istimewa. Seperti legit-legit gimana, gitu.Â
Saya mencoba mengingat, rasa legit dan aroma apa yang membuat pecel pincuk ini istimewa, tapi sampai nasi pecelnya habis, rahasia kelegitannya belum saya temukan.Â
Sehabis makan pecel gratis dan membuang bungkusnya di tempat sampah, saya menghampiri seorang ibu berseragam lurik yang sedang duduk sendirian. Sepertinya pegawai pemkot.Â
"Bu, maaf. Ini yang bagi-bagi pecel gratis pemkot Madiun ya, Bu? "
"Bukan.Nasi pecel porang, " Jawab ibu itu sambil asyik makan nasi pincuk juga.Â
"Itu nama restoran ya, Bu? "
"Iya, depot nasi porang itu, lho, "
"Lokasinya di mana, Bu? "
"Itu, depan telkom! "
"Telkom dekat Unmer sana? " Tanyaku.Â
"Bukan! Itu telkom dekat situ. "
"O, iya. Telkom yang sebelahnya Lawu Plaza ya, Bu? "
"Iya, itu kalau malam ada nasi porangnya. Ini, sambalnya sambal porang juga kan, yang buat pecel! "
"Oh, pantas! Tadi saya pikir, apa ya yang bikin legit-legit gitu. Ternyata dicampur porang ya, Bu? "
"Iya! "
"Terima kasih ya, Bu. Maaf mengganggu, " Kataku sambil berniat melanjutkan acara mbolang siang ini.
"Ini darimana? " Tanya ibu itu.Â
"Dolan aja kok, Bu! " Jawabku sambil berterima kasih dan kabur. Nggak enak kalau ganti-ganti ditanya. Nggak nyaman juga kalau dikira wartawan, padahal kan.. Eh.Â
Nggak ada salahnya kan jadi wartawan freelance. Maksudnya suka-suka gue, mau nulis apa tidak, nggak masalah, hehehe..Â
Yang penting cita-citaku sudah tercapai, menikmati asyiknya hunting bahan tulisan. Ya nggak.. Ya nggak...!Â
Nggak....! Eh..Â
Aku kembali ke parkiran. Melewati lapak pecel gratis yang masih tersisa. Pengin minta lagi buat dibungkus tapi tidak jadi. Nanti malah mubazir nggak kemakan, soalnya suamiku juga lagi piknik hepi hepi bersama teman-teman perempuannya ke tawangmangu, bablas blanja blanji ke Solo.Â
Lebih baik aku melanjutkan petualanganku hunting bahan tulisan dan cari kain. Mungkin bisa wisata kuliner yang tidak mengenyangkan. Mumpung lagi merdeka dan banyak duit, hahaha...Â
 Tadi sudah sempat mampir dan ketemu teman yang menawarkan dagangannya di Facebook. Lumayan dapat pete, moci, jeruk keprok dan camilan, hehehe..Â
Yuk maree.... Ketemu lagi di tulisan yang lain ya..Â
Terima kasih, semoga menghibur.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI