Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lomba Olahan Ikan, Bukti Kecukupan Gizi Setelah 77 Tahun Merdeka

16 Agustus 2022   12:44 Diperbarui: 16 Agustus 2022   15:41 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana penjurian. Perhatikan hasil karya peserta yang cantik menarik dan menggoda (diolah dari dokumentasi mbah kung ISK) 

Apa saja acara menyambut Hari Ulang Tahun Ke-77 NKRI di tempat pembaca dan kompasianers? Apa yang paling menarik, berkesan dan bermanfaat? 

Di Kecamatan Kebonsari, Kelompok Wanita Tani(KWT) bersama PKK pokja 3 yang meliputi Sandang, Pangan dan Tata Laksana Rumah Tangga mengadakan Lomba Olahan Makanan Berbahan dasar Ikan. 

Onde lele, kreasi salah satu peserta yang menjadi favorit saya, hehehe ( diolah dari dokumentasi mbah kung) 
Onde lele, kreasi salah satu peserta yang menjadi favorit saya, hehehe ( diolah dari dokumentasi mbah kung) 

Baca juga: Aku (Ingin) Merdeka

I. K. A. N. Ikan. Siapa yang tak kenal hewan air dengan kandungan protein hewani yang relatif tinggi. 

Di daerah Kebonsari, ikan hasil budidaya lumayan melimpah. Didominasi lele, disusul nila, gurami, patin dan ikan yang ditangkap di sungai relatif mudah dijumpai. 

Biasanya, harga ikan di tingkat pengepul relatif rendah. Selisihnya bisa sampai 25%. Jika di tingkat pengecer lele dihargai 20 ribu rupiah, maka di tingkat pengepul, lele hanya dihargai sekitar 15 ribu rupiah. 

Selisih yang lumayan, sebab kesenjangan itu untuk menutup resiko kerugian bila lele tidak bisa terjual semua, biaya transportasi, biaya penyusutan bila dijual secara ecer, dan biaya marginal lainnya. 

Steam Pacai, kreasi dari desaPucang anom (diolah dari dokumentasi mbah Kung ISK) 
Steam Pacai, kreasi dari desaPucang anom (diolah dari dokumentasi mbah Kung ISK) 

Untuk menaikkan nilai ekonomis ikan, diperlukan ketrampilan mengolah dan mentransformasi ikan menjadi bentuk olahan yang berbeda, unik dan menarik. 

Nila ketel, kreasi salah satu peserta (dokumentasi mbah kung ISK) 
Nila ketel, kreasi salah satu peserta (dokumentasi mbah kung ISK) 

Untuk sasaran paling sederhana, dengan ketrampilan mengolah ikan, akan memicu selera anggota keluarga lebih banyak mengkonsumsi ikan. 

Apalagi untuk anak-anak, ikan yang banyak mengandung protein hewani dan omega 3 sangat bermanfaat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan otak. 

Pie kini, kreasi salah satu peserta(dokumentasi Mbah Kung) 
Pie kini, kreasi salah satu peserta(dokumentasi Mbah Kung) 

Lomba olahan makanan berbahan dasar ikan ini, diikuti 13 desa dari 14 desa anggota KWT kecamatan Kebonsari. 

Penilaian lomba meliputi Kreatifitas dan Rasa. Diharapkan mengkonsumsi ikan tidak sekedar digoreng, dipanggang dikukus dan dibakar, tapi juga menyajikan bentuk dan tampilan menarik. 

Rolade ikan nasi bunga telang, kreasi salah satu peserta (dokumentasi Mbah Kung) 
Rolade ikan nasi bunga telang, kreasi salah satu peserta (dokumentasi Mbah Kung) 

Rupanya tantangan panitia lomba itu disambut baik oleh para peserta lomba. Terbukti karya peserta lomba penuh kreatifitas. Unik, menarik dan tampilannya cantik. 

Ikan asam pedas, kreasi salah satu peserta (dokumentasi panitia) 
Ikan asam pedas, kreasi salah satu peserta (dokumentasi panitia) 

Ada Steam Pacai dari desa Pucang Anom. Sedang desa Singgahan berkreasi dengan empek-empek. Favorit saya onde lele, yang cantik, unik, menarik dan kental nuansa tradisionalnya. Pengin icip-icip kalau ada yang jual. Penasaran akut, rasanya seperti apa, hehehe.. 

Karya para peserta lomba (dokumentasi panitia) 
Karya para peserta lomba (dokumentasi panitia) 

Lebih jauh lagi, tentunya lomba semacam ini juga bisa membangkitkan jiwa bisnis di bidang kuliner. 

Melihat karya peserta yang cantik menarik tentunya mempunyai nilai komersil yang dikembangkan. 

Apalagi di sini, peserta juga diajak menghitung biaya yang dikeluarkan, sehingga bisa bermanfaat jika suatu saat dijadikan komoditas dagang. 

Dari biaya marginal yang dikeluarkan, bisa dikalkulasi, berapa harga yang sesuai untuk memasarkan produk olahan ikan ini. 

Lomba olahan berbahan dasar ikan ini juga menunjukkan bila ikan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat pedesaan. 

Kolam-kolam sederhana sebagai pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maupun berskala bisnis sudah membudaya.

 Sebagai bukti bahwa pada ulang tahun kemerdekaan 77 RI, Masyarakat pedesaan sudah sejahtera, sehingga butuh variasi olahan ikan agar tidak bosan jika dikonsumsi sehari-hari. 

Terima kasih KWT kecamatan Kebonsari. 

Terima kasih Mbah Kung ISK

Terima kasih semua yang telah membantu terselesaikannya tulisan ini. 

Merdeka...siap menyongsong kebangkitan perekonomian Indonesia yang lebih kuat. 

Terima kasih, semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun