Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mbah Wagimin Penjual Othok-othok dan Dunia Anak Digital

23 Juli 2022   16:56 Diperbarui: 23 Juli 2022   17:20 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Othok-othok, mainan tradisional yang dipergunakan orang tua untuk membantu batitanya belajar berjalan, sambil bermain (dokpri) 

Saat pertama foto, Mbah Wagimin berdiri dengan sikap tegak. Sekarang sudah lupa sambil membenahi dagangannya. 

"Banyak yang membeli, Mbah? 

" Alhamdulillah banyak, Bu. Ini biasanya saya membawa sekitar 200 an biji, tinggal segini, "

Saya lihat dagangan Mbah Wagimin tinggal sedikit. Sekitar limapuluh an. Tentunya menggembirakan bisa laku sekitar 75% dalam waktu 2 hari. Meski agak mengherankan. 

"Anak-anak banyak yang suka mainan seperti ini ya, Mbah? " Tanyaku sedikit sangsi. 

"Orang tuanya, Bu. Ini.. (Mbah Wagimin mengambil mainan sambil mempraktekkan cara memainkan Othok-othok, dijalankan sambil dodorong, kemudian berbunyi thok.. thok.. thok.. sehingga dinamai Othok-othok). 

" Ini biar anak-anak terangsang bisa cepat jalan. Gembira bermain, kalau baru berjalan dan mau jatuh, bisa dijadikan tumpuan seperti tongkat! "

"Owh... Excellent! " Batinku. Pantas saja mainannya laku banyak, tentunya banyak orang tua terinspirasi mendampingi tumbuh kembang anak. Sambil latihan berjalan, anak-anak juga menikmati mainannya. Pengrajin tradisional pun kecipratan cuan. Kehidupan jadi terasa adil. 

Othok-othok (dokpri) 
Othok-othok (dokpri) 

"Ini satunya dihargai berapa Mbah? "

" Othok-othok nya limabelas ribu per buah, kalau balonnya 5 ribu. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun