Pagi menjelang siang tadi saya berjalan-jalan di alun-alun Ponorogo yang sedang punya gawe dengan judul grebeg suro Ponorogo 2022.
Sambil membaca beberapa artikel di Kompasiana, saya duduk-duduk di pendopo alun-alun sambil melihat suasana alun-alun yang penuh lapak-lapak pedagang tapi belum buka.Â
Saya merinding ketika membaca salah satu artikel kompasianer tentang perundungan di Tasikmalaya.Â
Sebuah kebiadaban yang dilakukan anak-anak terhadap anak lainnya, sungguh membuat pembacanya beristighfar dan mengelus dada.Â
Membaca kasusnya, sepertinya para pelaku perundungan itu telah teracuni oleh dunia digital yang mempertontonkan sesuatu yang tidak senonoh.Â
Anak-anak yang berada taraf meniru itu pastilah terinspirasi dari tayangan video yang ditontonnya.Â
Para pelaku, memaksa dan memukul korban, serta memaksanya untuk menyetubuhi seekor kucing, kemudian videonya disebarkan para pelaku. Astaghfirullah hal adziem.... Na'udzubillahi Mindzalik....
Fitnah tekhnologi itu bisa menghancurkan anak-anak dan generasi masa depan dengan penyimpangan perilaku dan meracuni pikiran-pikiran polos dengan bermacam keburukan.Â
Semoga anak-anak kita tidak mengalami hal-hal seperti itu.Â
Korban kemudian merasa malu, tersiksa dan depresi sehingga mengalami sakit fisik dan akhirnya meninggal dunia.Â