Usai membaca artikel itu, mata saya tertuju pada seorang penjual mainan anak-anak jadul yang menggelar dagangannya di depan kantor pemerintah Ponorogo.Â
Dulu, anak-anak bermain di dunia nyata dengan kepolosannya.Â
Bergembira bersama teman sebaya sesuai umur.Â
Bermain kelereng, gobak sodor, boy boy an, semutan, Sunda manda, lompat tali, dan permainan-permainan yang melibatkan aktifitas fisik, sehingga tanpa olah raga secara formal, lebih sehat, bugar dan jarang sakit meski mungkin badan dekil dan berkulit gelap.Â
"Sugeng Siang, Mbah! "(Selamat siang, Mbah) Saya menyapa penjual mainan anak-anak jadul yang menggelar dagangannya di depan kantor pemerintah Ponorogo.Â
"Sugeng siang, " Mbah penjual tersenyum.Â
"Mbah, kersa kula foto? "
(Mbah, mau saya foto? ")Â
"Monggo, (silakan!)" Si Mbah langsung beraksi.Â
Saya memotret nya sambil tersenyum. Sebenarnya saya lebih suka mendapatkan foto natural tanpa setingan. Tapi kalau candid, takutnya tidak sopan.Â