Awal saya di Madiun, dan membeli dawet Jabung, sempat tarik menarik tatakan dengan penjualnya.Â
"Mangkoknya saja," Kata suami saya.Â
Penjualnya yang kebetulan perempuan hanya tersenyum. Setelahnya suami saya menjelaskan, kalau mengambil tatakannya, berarti ingin menikahi penjualnya.Â
Hohoho... Apa ketentuan itu masih berlaku sekarang? Untuk penjualnya perempuan, kalau laki-laki terus aku disuruh menikahi, gimana, hihihi..Â
Sebenarnya dawet jabung juga menyimpan legenda, tapi kapan-kapan saja saya tulis. Heee...Â
2. Dawet Sala (Solo)Â
Dawet ini seperti yang dijual Mbak Widji. Saya agak kurang paham, takut diprotes orang Solo. Tapi begitulah klaim Mbak Wiji, bahwa dawet yang dijualnya adalah dawet Sala (Solo).Â
3. Dawet Ireng Purworejo
Kebetulan, Mas Agus Roy, teman saya di facebook, sekaligus teman sekampung halaman sama-sama orang Purworejo, mengembangkan dawet ireng.Â