"Kakang, saya pamit ke belakang dulu, ya! "Silakan, diajeng," Terima kasih minumnya.Â
"Sama-sama Kakang, " Jawab Dewi Anjasmoro dengan lembut. Diam-diam ia menaruh hati pada kakak sepupunya yang tampan rupawan itu.Â
"Hei, enak sekali kamu minum wedang jahe. Ini harusnya bagian kami! "
Tiba-tiba Layang Seta dan Layang Kumitir sudah ada di hadapan Damar Wulan. Tanpa basa-basi teko dari tanah liat disambar dari atas meja dan ditenggak bergantian tanpa memakai cangkir.Â
Damar Wulan hanya terpaku melihat adik-adik sepupunya yang tidak tahu adab. Tapi tidak mencegah atau melawan. Dia tadi sudah puas minum, biar saja mereka menghabiskan sisanya. Eh...Â
Syahdan, di Kerajaan Majapahit, Ratu Ayu Kencana Wungu yang biasa disebut juga Ratu Suhita sedang galau. Pasalnya, sayembara untuk mengalahkan Kebo Marcuet yang ingin menjadikannya istri secara paksa dimenangkan oleh Minak Jinggo.Â
Adipati Blambangan itu berhasil membunuh Kebo Marcuet. Tapi Kebo Marcuet yang sakti itu telah berhasil meluluh lantakkan dan merusak Wajah Minak Jinggo yang tadinya tampan.Â
Kini Minak jinggo telah membuat Ratu Suhita ngeri dengan penampakannya.
 Padahal Ratu Suhita telah berjanji untuk menikah dengan pemenang sayembara mengalahkan Kebo Marcuet, dan menjadikannya raja Majapahit.Â