Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kota Gede Yogyakarta, Kota Suci dalam Cerpen Danarto

6 Juni 2022   17:34 Diperbarui: 7 Juni 2022   09:30 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto : twitter.com/gm_gm)Danarto, sastrawan sufi multi talenta

"Aku telah melihat keajaibanmu, " Desah semua orang.........  

" Kota Gede lebih memancarkan kesucian, daripada sebuah keajaiban, " Komentar yang lain.

Penerbit matahari Yogyakarta dalam pengantarnya mengatakan, cukup unik jalan pikiran Danarto yang ingin memproklamasikan kota Gede Yogyakarta sebagai kota suci. Ayolah, kita tantang, apakah dia benar-benar berani memproklamirkannya. 

Pada kenyataannya, Kota Gede adalah sebuah kecamatan yang sebagian wilayahnya termasuk dalam wilayah Kota Yogyakarta, sedang bagian wilayah lainnya ada yang masuk dalam Kabupaten Bantul. 

Semula, Kotagede adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibu kota Kesultanan Mataram. Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Suasana tradisional masih sangat terasa di kota ini.

Adanya kompleks Masjid Besar Mataram masih kental aroma kratonnya, lengkap dengan pagar batu berelief mengelilingi masjid.

Masjid Kotagede(foto : Wikipedia.org) 
Masjid Kotagede(foto : Wikipedia.org) 

Ditambah dengan pelataran yang luas yang ditumbuhi pohon sawo kecik, dan adanya sebuah bedug berukuran besar.

Selain itu di Kotagede juga terdapat makam raja-raja Mataram bernama komplek Pasarean Mataram. 

 Panembahan Senopati yang merupakan pendiri kerajaan Mataram dimakamkan di sini. Namun saat Sultan Agung Hanyokrokusumo memerintah, makam raja-raja itu dipindahkan ke Imogiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun