Tempatnya baru selesai dibangun dan disewakan, sehingga terlihat bersih dan rapi, jauh dari kekumuhan.Â
"Alhamdulillah, sekarang kalau pengin mie ayam Jakarta, tidak harus jauh-jauh ke Jalan Diponegoro," Kata suamiku.Â
"Mie nya 2 ya, Mas. Terus minumnya teh tawar hangat sama jeruk panas," Aku memesan mie ayam dan minuman.Â
"Sudah lama di Madiun, Mas? " Tanya suamiku.Â
"Saya asli sini, Pak, " Jawab penjualnya sambil mempersiapkan pesanan kami.Â
"Lho, ini berarti mie ayam Jakarta rasa Madiun, " Kata suamiku sambil tertawa.Â
"Saya dulu ikut orang Jakarta jualan mie ayam seperti ini, Pak. Terus kembali ke Madiun, buka di kota. Di Jalan Diponegoro", Mas penjualnya, sebut saja Mas Mukhlis (bukan nama sebenarnya)menjelaskan.Â
" Oalah... Jadi yang di jalan Diponegoro itu sampeyan tah? "
"Iya, Pak. Ini juga masih baru, pindah sini. Cari tempat yang nyaman, sewanya juga murah. "
"Berapa setahun sewanya?" Suamiku kepo.Â
Mas Mukhlis menyebutkan nominalnya. Memang sangat murah. Kalau di kota mungkin hanya cukup untuk sewa sebulan. Ruangan berukuran 6 Â x 10 m2 ini terlihat luas dan bersih dengan desain yang lumayan eye catching.Â