"Iya, tapi habis subuh. "
"Kita bisa bareng kalau kamu mau, "
"Aku mau jalan kaki, " Balas Cheetah.Â
"Aku juga. Pernah naik jip waktu berombongan. Kalau sendiri lebih enak jalan kaki, sambil menikmati kerlap-kerlip bintang, "
Cheetah tersenyum. Laki-laki melankolis, bisiknya dalam hati. Tentu saja Sam tak bisa mendengar kata hatinya.Â
"Aku pernah naik kuda ke kawah ," kata Cheetah.Â
"Yang bener? " Samuel membelalakkan matanya. Cheetah hanya mengangguk. Dia tak ingin bercerita kalau kudanya berulah dan dia hampir tersungkur dan terlempar ala rodeo menjinakkan kuda.Â
Mereka ngobrol di beranda kamar yang dilengkapi meja dan kursi, sampai malam mulai larut.Â
"Oke, sebaiknya kita tidur cepat, biar besok tak terlambat., "
"Baiklah, have a nice dream Cie, " Sam mempersilakan Cheetah tidur, dan kembali ke kamarnya sendiri. Selisih tiga kamar dari kamar Cheetah, tapi masih satu deret.Â
Cheetah sudah siap dengan kostumnya selepas subuh. Kaos tangan, jaket tebal, celana panjang lengkap dengan kaos kaki, sepatu kets dan topi rajut yang menutup sampai telinga.Â