Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obrolan di Atas Bis AKAP (Antar Kota Antar Propinsi)

22 Maret 2022   11:01 Diperbarui: 23 Maret 2022   10:58 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi dengan halus ku tolak, karena terburu-buru mengejar waktu ada praktikum di jam pertama. Alhamdulillah, laki-laki itu mempersilakan dengan sopan. Aku langsung ngacir lega banget. Kartu namanya kubuang. Ehh... 

Ada lagi penumpang yang unik waktu naik bis Jawa timuran. Sebelahku laki-laki berkacamata. Bertubuh besar. Bercerita kalau setiap sabtu minggu kuliah S2 di ITS jurusan perairan, hidrologi, atau apa aku lupa. Bercerita kalau posisinya sudah tinggi, tanda tangannya berharga. Tapi sering bertentangan dengan hati nurani. Mendapat uang yang banyak, tapi tahu kalau proyeknya penuh kecurangan. Padahal dia sudah merasa berkecukupan dengan gajinya untuk hidup sendiri.

Aku hanya manggut-manggut mendengar ceritanya separuh mengantuk. Sepertinya dia laki-laki yang baik, tapi sedikit kaku dan membosankan. Di ulurkan nya Kartu mahasiswa nya padaku. Kuterima dengan bingung dan kubaca sekilas. Ada tanggal lahirnya, juga alamatnya. Aku nyengir, usianya hampir 2 kali umurku. 

"Terima kasih, " Kukembalikan kartu mahasiswanya sambil tersenyum. Tapi aku tidak gantian mengeluarkan kartu mahasiswa ku. Entah lupa ku taruh di mana. Sepertinya Mas, atau Bapak ini menjadi canggung, padahal aku tak berniat apapun. Aku jadi tak enak hati kalau menyakitinya. Kemudian dia mengeluarkan buku dan membacanya. Akupun pura-pura tidur. Pura-pura saja, kalau tidur beneran takut tersandar di pundak atau di dadanya, hihihi... 

"Jogja terakhir...! " Kondektur berteriak. Aku terjaga dari lamunan penuh nostalgia dan kelucuan.Padahal masih banyak cerita menarik yang terjadi di atas bis AKAP.

Aku langsung mengambil tas punggung dan bergegas  ke toilet. Sekilas kulihat bis yang kunaiki dikerumuni 5 atau 7 petugas berseragam yang membawa entah buku atau lembaran kertas dan ballpoint. Seperti ada perdebatan antara kru dan petugas. Semoga tidak ada masalah serius, kasihan terseok-seok mengais rejeki kalau harus kena masalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun