Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minyak Goreng Lenyap, Iwan Fals Tanggap Menyingkap Lewat Lagu

16 Maret 2022   08:44 Diperbarui: 19 Maret 2022   15:14 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iwan Fals merilis album tentang kelangkaan minyak goreng/olah pribadi

Dalam liriknya, Iwan Fals menggambarkan secara vulgar tentang lenyapnya minyak goreng di pasar. Membuat penderitaan bagi ibu-ibu yang tentu saja juga berimbas pada para suami atau bapak-bapak yang mungkin saja kegemarannya makan gorengan harus ditekan dan dikurangi. Bisa juga para istri menuntut uang belanja lebih yang membuat bapak-bapak menggerutu. 


Aneh rasanya kok bisa hilang, kalaupun ada harganya selangit.

Usut punya usut ternyata ditimbun.
Oleh siapa? Konon oleh tujuh konglomerat  Aku kesal kok konglomerat tega. 

Dalam lirik selanjutnya Iwan Fals menyatakan keheranannya tentang lenyapnya minyak goreng. Padahal produsen mengatakan kalau sudah berproduksi sesuai anjuran pemerintah dan telah mendistribusikan nya. Kenyataannya di pasar minyak goreng ( dengan harga murah) lenyap. Kalaupun ada, harganya justru melangit, jauh lebih mahal dari HET yang 14 ribu/liter atau 20 ribu per kemasan 2 liter. 

Ternyata justru para konglomerat yang menimbun. Membeli dengan harga murah, tapi menimbunnya. Ketika minyak langka, baru dikeluarkan. Rakyat yang terjepit mau tak mau harus membeli berapapun harganya karena butuh. Seperti halnya para pedagang gorengan. Mereka yang harus mengais rupiah tak seberapa justru menjadi korban permainan konglomerat yang begitu tega memanfaatkan kesusahan mereka. 

Aku resah kok polisi tidak berdaya
Aku marah kok pemerintah begitu mudah dipermainkan. 

Aparat hukum dan pemerintah sepertinya kalah. Tak mampu mengatasi keadaan. Pemerintah lemah, bahkan mudah dipermainkan. Tidak ada ketegasan dan hanya angkat tangan, sementara penderitaan terus berjalan. Padahal bila dirunut, kasus ini begitu mudah dipecahkan dan diselesaikan. 

Kasus seperti ini selalu berulang dan kembali terjadi. Padahal Indonesia kaya akan perkebunan sawit yang melimpah. Jutaan hektar kebun sawit, tapi kenapa minyak goreng mengulang hilang dan lenyap. Misteri yang menimbulkan tanda tanya. Mafia yang tak peduli orang susah, yang penting untung berlimpah, meski harus main kotor dan main mata. Antara siapa dan siapa? Entah

Aku geram kok kasus ini terus berulang   Ini seperti tikus mati di lumbung padi.
bahan kita banyak sawit jutaan hektar

Lalu kenapa hilang dan menghilang?
Ah dasar mafia, masa bodoh orang susah.

Keadaan seperti ini tentu menimbulkan kecurigaan yang mendasar. Keadaan berlarut tanpa langkah yang berarti justru kembali pada penanggung jawab. Pemerintah dan mafia. Di sini Iwan Fals terlihat kembali menemukan jati dirinya. Memberikan kritik pada pemerintah menyelesaikan masalah minyak. Dibutuhkan langkah nyata dan ketegasan untuk mengurai benang ruwet perminyak  gorengan.

Mungkin mafia dan aparat ada main,
Pura-pura hilang tapi diumpetin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun