Dalam liriknya, Iwan Fals menggambarkan secara vulgar tentang lenyapnya minyak goreng di pasar. Membuat penderitaan bagi ibu-ibu yang tentu saja juga berimbas pada para suami atau bapak-bapak yang mungkin saja kegemarannya makan gorengan harus ditekan dan dikurangi. Bisa juga para istri menuntut uang belanja lebih yang membuat bapak-bapak menggerutu.Â
Aneh rasanya kok bisa hilang, kalaupun ada harganya selangit.
Usut punya usut ternyata ditimbun.
Oleh siapa? Konon oleh tujuh konglomerat  Aku kesal kok konglomerat tega.Â
Dalam lirik selanjutnya Iwan Fals menyatakan keheranannya tentang lenyapnya minyak goreng. Padahal produsen mengatakan kalau sudah berproduksi sesuai anjuran pemerintah dan telah mendistribusikan nya. Kenyataannya di pasar minyak goreng ( dengan harga murah) lenyap. Kalaupun ada, harganya justru melangit, jauh lebih mahal dari HET yang 14 ribu/liter atau 20 ribu per kemasan 2 liter.Â
Ternyata justru para konglomerat yang menimbun. Membeli dengan harga murah, tapi menimbunnya. Ketika minyak langka, baru dikeluarkan. Rakyat yang terjepit mau tak mau harus membeli berapapun harganya karena butuh. Seperti halnya para pedagang gorengan. Mereka yang harus mengais rupiah tak seberapa justru menjadi korban permainan konglomerat yang begitu tega memanfaatkan kesusahan mereka.Â
Aku resah kok polisi tidak berdaya
Aku marah kok pemerintah begitu mudah dipermainkan.Â
Aparat hukum dan pemerintah sepertinya kalah. Tak mampu mengatasi keadaan. Pemerintah lemah, bahkan mudah dipermainkan. Tidak ada ketegasan dan hanya angkat tangan, sementara penderitaan terus berjalan. Padahal bila dirunut, kasus ini begitu mudah dipecahkan dan diselesaikan.Â
Kasus seperti ini selalu berulang dan kembali terjadi. Padahal Indonesia kaya akan perkebunan sawit yang melimpah. Jutaan hektar kebun sawit, tapi kenapa minyak goreng mengulang hilang dan lenyap. Misteri yang menimbulkan tanda tanya. Mafia yang tak peduli orang susah, yang penting untung berlimpah, meski harus main kotor dan main mata. Antara siapa dan siapa? Entah
Aku geram kok kasus ini terus berulang  Ini seperti tikus mati di lumbung padi.
bahan kita banyak sawit jutaan hektar
Lalu kenapa hilang dan menghilang?
Ah dasar mafia, masa bodoh orang susah.
Keadaan seperti ini tentu menimbulkan kecurigaan yang mendasar. Keadaan berlarut tanpa langkah yang berarti justru kembali pada penanggung jawab. Pemerintah dan mafia. Di sini Iwan Fals terlihat kembali menemukan jati dirinya. Memberikan kritik pada pemerintah menyelesaikan masalah minyak. Dibutuhkan langkah nyata dan ketegasan untuk mengurai benang ruwet perminyak gorengan.
Mungkin mafia dan aparat ada main,
Pura-pura hilang tapi diumpetin