Adakalanya sesuatu yang kamu anggap baik itu justru mendatangkan keburukan, kemudharatan, dan menciptakan berhala yang tak sengaja kamu agung-agungkan.Â
"Kampungan!!!! "
Suamiku murka sambil memelototkan matanya. Aku terhenyak menghentikan gerakan ku membuka pintu mobil.Â
"Tunggu aku kalau mau masuk. Itu nanti otomatis nya rusak, karena pintu terkunci kamu paksa buka! "
"Tit.tit.... Suara remote mobil berbunyi.Â
" Sudah kalau mau masuk! " Suamiku kembali membentak ku.Â
Aku menjatuhkan pantat di jok mobil yang empuk dengan masih dongkol atas kekasaran suamiku. Sombong sekali dia mentang-mentang sudah punya mobil. Padahal kan kita membelinya patungan.
 Yang membuatku heran, di slip gajinya kenapa masih saja ada angsuran bank dan koperasi, padahal sertifikasi nya hanya dinikmati sendiri karena anak-anakku sudah mandiri, dan hanya gaji pokok yang diberikannya padaku sudah cukup. Bahkan bisa kutabung karena aku tak suka menghabiskan uang sia-sia.
 Entahlah, mungkin untuk membiayai keinginannya yang tak terkontrol. Atau memperturutkan jiwa sok elitnya.Â
 Lebih konyolnya, wong pintu mobil sudah terbuka kok suruh nutup lagi terus diremot. Siapa yang lebih kampungan. Kalau tidak lagi mangkel bin gondok aku pasti sudah ketawa ngakak.Â