Qodarullooh, ketua yayasan tempatku mengajar berniat  memberi penghargaan tambahan bagi para guru dan staf yang telah menyelesaikan masa bakti minimal  selama 10 tahun. Tak terkecuali aku. Pemanfaatan penghargaan ini diserahkan sepenuhnya pada yang menerima. Boleh untuk umroh, daftar haji, uang muka KPR, dll. Jatahku kupakai untuk umroh.Â
Pertengahan Maret 2019 berangkatlah kami berenam: aku, suami, dua anak gadisku, bapak, dan ibuku. Atas permintaan ibu yang ingin umroh bersama bapak, tabungan haji mereka dialihkan untuk umroh. Begitulah kawan, Allah telah mengabulkan  ikhtiar dan doa kami untuk berkunjung lagi ke baitullooh. Bukankah pintu rizki Allah itu banyak sekali?
Kita tak perlu khawatir dengan bekal materi yang kita punya, Allah  Maha Kaya, Maha Kuasa, Maha Mencukupkan, Maha Memudahkan Tugas kita hanya bertakwa. Berdoa dan berusaha semampu mungkin.Â
Besar kecil usaha kita itu sangat relatif hasilnya. Yang penting lakukan banyak kebaikan secara istiqomah, sekecil apapun kebaikan itu agar Allah menurunkan ridho-Nya pada kita dan menjauhi apa-apa yang tidak diperkenankan-Nya.Â
Pun, jangan pernah berhenti berharap pada-Nya karena Dia tak pernah mengecewakan kita. Biarlah Allah yang menggenapi hasil akhirnya. Haqqul yaqiin saja. Kalau kami saja bisa, pasti teman-teman juga bisa.Â
Ayo semangat! Nunggu apa lagi? Â (Setahun setelah umroh terakhir, Selasa 24 Maret 2020, bapak wafat karena sakit. Semoga niat awal berhaji meski tidak terlaksana tetap dicatat Allah sebagai amal kebaikan. Aamiin.).
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H