Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Bermakna di Konya Gonullerin Sehri (The City of Heart)

7 April 2022   22:44 Diperbarui: 7 April 2022   23:00 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian sufi. Foto: Cappadociaballoon.company

Selain itu, ada juga tempat tinggal para murid, semacam pondok pesantren atau asrama. Di dalamnya terdapat diorama manusia yang menggambarkan kegiatan para murid. Dari salah satu kamarnya terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an. Sebelum diterima menjadi murid yang bisa tinggal dan menuntut ilmu di asrama, calon murid harus melewati beberapa ujian. Museum ini sangat terkenal di Konya. 

Suasana di salah satu sudut Kota Konya. Foto: Dokpri
Suasana di salah satu sudut Kota Konya. Foto: Dokpri

Suasana islami dan ramah kota Konya sangat terasa. Tak heran jika kota ini dijuluki Konya Gonullerin Sehri atau The City of Heart. Kebanyakan para wanitanya berkerudung, menambah anggun paras ayu mereka.

Tujuan wisata lain di Konya adalah Sultanhani Caravansarai. Sebuah tempat singgah berupa bangunan berbentuk segi empat dengan dinding marmer yang kuat. Bangunan yang dipercantik dengan membentuk pola lengkungan ini merupakan peninggalan kejayaan era Seljuk. Salah satu tempat singgah terbesar di dunia pada masanya. Karavan ini dibangun untuk memberikan keamanan pedagang selama perjalanan dari Konya ke Aksaray sebelum lanjut ke Cappadocia, yang merupakan jalur perdagangan dan jalur militer yang penting. 

Sultanhani Caravansarai. Foto: Dokpri
Sultanhani Caravansarai. Foto: Dokpri

Dulu, para rombongan pedagang biasanya datang di petang hari. Mereka yang berkunjung ke sini hanya diizinkan beristirahat selama tiga hari. Tetapi, untuk makanan, minuman, dan tempat tinggal, semua digratiskan. Termasuk tunggangan mereka berupa kuda, keledai, atau unta. Biayanya  ditanggung oleh orang-orang kaya Seljuk yang telah membangun Caravansarai tersebut. Fasilitas gratis ini mampu mengundang para pedagang dari seluruh wilayah untuk mengunjunginya. Mereka bisa istirahat, berlindung dari cuaca buruk dan juga dari kejaran perampok. 

Sultanhani Caravansarai. Foto: Dokpri
Sultanhani Caravansarai. Foto: Dokpri

Sultanhani Caravansarai memiliki dua bagian. Bagian pertama digunakan ketika musim panas tiba. Bagian lain dikhususkan untuk musim dingin. Saat pergantian kekuasaan oleh Ottoman, karavan ini tidak lagi dimanfaatkan. Kejayaan Caravansarai nan kokoh itu pun meredup. 

Sultanhani Caravansarai. Foto: Dokpri
Sultanhani Caravansarai. Foto: Dokpri

Kami sampai di sana sore hari. Tidak tampak pengunjung lain. Jalanan sepi meski ada beberapa toko yang buka. Aku dan suamiku memanfaatkan halaman luas berlantai batu dan gerbang Caranvasarai sebagai latar belakang foto. Out fit of the day-ku adalah leging thermal, dress panjang biru bermotif, sweater tunik merah muda ber-hoody, jilbab instan warna pink bermotif bunga kecil-kecil, sarung tangan, kaos kaki, kaca mata hitam, tas tangan warna perak, dan sepatu high heels hitam. 

Foto: Dokpri
Foto: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun