Untuk itu, tim kerja dari Pesantren Nuu Waar menggalang kerjasama dengan para petani Desa Cintabodas. Itu adalah sebuah desa di Kecamatan Culamega, Tasikmalaya Selatan, Jawa Barat. Kini, tengah berlangsung pengolahan lahan pertanian seluas 50 hektar untuk menanam ubi jalar. Di tahap pertama ini, ada 100 petani setempat yang dilibatkan.
Rerata panen ubi jalar mencapai 20 ton per hektar. Dengan demikian, diprediksi, pada sekitar Februari 2025 mendatang, akan berlangsung panen pertama sekitar 1.000 ton ubi jalar. Masa panen ubi jalar sejak masa tanam, sekitar 3 bulan.
Pada tahap kedua, akan dikembangkan 100 hektar lahan untuk ditanami ubi jalar. Lahan tersebut tersebar di berbagai tempat di wilayah Jawa Barat. Total ada 300 petani di sejumlah wilayah yang akan dilibatkan. Dengan demikian, diprediksi, akan bisa dipanen 2.000 ton ubi jalar dari luasan lahan tersebut.
1.000 Ton Ubi untuk Palestina
Atas dasar upaya serta pertimbangan di atas, Pesantren Nuu Waar mencanangkan 1.000 Ton Ubi untuk Palestina. Fadzlan Garamatan menyebut, ada sejumlah pertimbangan, kenapa memilih menanam ubi jalar. Pertama, dengan penanaman ini, sejumlah petani setempat akan mendapatkan lapangan kerja.
Kedua, para lulusan Pesantren Nuu Waar akan dilibatkan dalam proses penanaman tersebut. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan dalam menanam ubi jalar. Hal itu merupakan bekal ilmu pertanian yang penting, yang kelak bisa mereka kembangkan di tempat asal masing-masing.
Ketiga, Pesantren Nuu Waar sedang menjajaki kerjasama dengan para pihak, untuk memroses ubi jalar menjadi aneka makanan siap konsumsi. Itu sebagai backup program Patroli Pangan, yang dalam waktu dekat segera akan mereka gulirkan.
Apa itu Patroli Pangan? Para relawan Pesantren Nuu Waar akan membagikan makanan gratis siap konsumsi, yang bersumber dari olahan ubi jalar. Sasarannya adalah masyarakat miskin yang berada di perkotaan. Program ini akan mulai dilakukan di kota-kota yang berada dalam wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Taangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024, ada sekitar 464.000 orang. Di Kota Bekasi, pada Juli 2023, berdasarkan data BPS, jumlah warga miskin sebanyak 137.000 jiwa. Sementara, berdasarkan data Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE), jumlah warga miskin ekstrim berkisar 350.000 jiwa.
Keberadaan warga miskin di Jakarta dan Bekasi tersebut, tentu saja menggugah kepedulian kita. Artinya, masih cukup banyak warga miskin kota yang membutuhkan bantuan pangan. Nah, program Patroli Pangan berbahan dasar ubi jalar yang segera digulirkan Pesantren Nuu Waar, adalah bagian dari wujud kepedulian tersebut.
Jakarta, 15 September 2024