Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendekatan Budaya Ala Iwan Wardhana

1 Mei 2022   15:13 Diperbarui: 1 Mei 2022   15:16 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Rizal Manua (tengah) membacakan puisi untuk Iwan Henry Wardhana, didampingi Octavianus Masheka. Foto: Isson Khairul

Jose Rizal Manua (tengah) membacakan puisi untuk Iwan Henry Wardhana, didampingi Octavianus Masheka. Foto: Isson Khairul
Jose Rizal Manua (tengah) membacakan puisi untuk Iwan Henry Wardhana, didampingi Octavianus Masheka. Foto: Isson Khairul

Proses Revitalisasi TIM

TIM yang dimaksud di sini adalah Taman Ismail Marzuki (TIM) yang berada di Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. TIM tentulah pusat seni dan budaya. Ketika TIM hendak direvitalisasi, ada sejumlah pendekatan budaya yang dilakukan Iwan Henry Wardhana di sana, selaku Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

Salah satunya, memindahkan Gallery Buku Bengkel Deklamasi milik seniman Jose Rizal Manua, dari Graha Bhakti Budaya (GBB), karena gedung GBB tersebut akan direvitalisasi. Iwan Wardhana beberapa kali berdialog dari hati ke hati dengan Jose tentang rencana pemindahan tersebut.

"Saya berlapang jiwa, sampai ikut ngelus-ngelus kucing-kucing kesayangan Jose," tutur Iwan sambil senyum, yang langsung dibalas senyum pula oleh Jose Rizal Manua. Saling berbalas senyum, itulah yang ditunjukkan keduanya, pada Selasa, 26 April 2022 lalu, di kantor Iwan Wardhana, di lantai 15.

Bagi saya, mungkin juga bagi teman-teman yang hadir, memang demikianlah hendaknya untuk mencapai titik temu. Bukan saling memaksakan kehendak. Bukan saling mengepalkan tangan. Bukan pula saling memalingkan muka. Tapi, duduk bersama, bicara dari hati ke hati, dengan lapang jiwa.

Hasilnya, Gallery Buku itu sudah pindah tempat dua kali dalam lingkungan TIM dan Jose Rizal menjalaninya dengan enjoy. Untuk kesekian kalinya, Iwan menunjukkan bahwa pendekatan budaya menjadi salah satu pilihan untuk mencapai kesepakatan dengan para pihak.

Dalam konteks revitalisasi TIM, sebagaimana dituturkan Iwan Wardhana, masih ada sejumlah kesepakatan berikutnya yang perlu diwujudkan. Maklum, ada begitu banyak pihak yang menjadi bagian dari TIM.

Para pihak tersebut memiliki kepentingan dan agenda, tentunya. Dalam realitasnya, bukan tak mungkin berbagai kepentingan tersebut, ada yang bertentangan dan yang memiliki kesamaan. Dengan intensitas yang beragam, tentunya.

"Dalam hal perbedaan, itu wajar dan normal. Selaku Kepala Dinas Kebudayaan, saya tentu tak akan menutup mata terhadap berbagai perbedaan yang relevan dengan TIM. Dengan pendekatan budaya, tentu para pihak akan mampu mengelola berbagai perbedaan tersebut," tutur Iwan Wardhana optimis.

Octavianus Masheka (kanan), Ketua Peringatan Satu Abad Chairil Anwar. Foto: Isson Khairul
Octavianus Masheka (kanan), Ketua Peringatan Satu Abad Chairil Anwar. Foto: Isson Khairul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun