Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Revitalisasi TIM, untuk Apa? Demi Siapa?

11 Januari 2022   10:06 Diperbarui: 11 Januari 2022   10:12 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Rizal Manua. Ia sudah memasuki Taman Ismail Marzuki (TIM) sejak tahun 1972 dan hingga kini masih berkutat di TIM. Foto: Dok. Jose

Teater Terbuka dan Teater Tertutup yang di masa Gubernur Ali Sadikin merupakan tempat yang unik untuk pertunjukan -antara lain - Wayang, akan dibangun kembali dengan skala internasional. Dengan demikian, berbagai kelompok Seni Tradisi dari seluruh Indonesia, bisa leluasa tampil di TIM.

Jose Rizal Manua: Mari terus berkarya dan mari kita songsong revitalisasi TIM. Foto: Dok. Jose
Jose Rizal Manua: Mari terus berkarya dan mari kita songsong revitalisasi TIM. Foto: Dok. Jose

Jose Rizal Manua menyebut, karena di Jakarta banyak orang asing, baik para pebisnis maupun wisatawan, maka pertunjukan Seni Tradisi yang terjadwal di TIM setelah revitalisasi, merupakan momentum untuk memperkenalkan serta mempertemukan Seni Tradisi dengan publik internasional.

Kita tahu, Indonesia sangat kaya dengan pertunjukan Seni Tradisi. Itu merupakan bagian dari sisi eksotik Indonesia. Selama ini, sangat banyak Seni Tradisi yang belum dapat kesempatan untuk tampil ke publik yang lebih luas, juga ke publik internasional. Nah, setelah revitalisasi, TIM akan menyediakan kesempatan yang luas untuk Seni Tradisi.

TIM untuk Indonesia dan Dunia

Sejak didirikan Gubernur Ali Sadikin pada 10 November 1968, Taman Ismail Marzuki (TIM) memang didekasikan untuk seniman Indonesia. Artinya, TIM adalah pusat kesenian nasional, wadah untuk insan seni dari seluruh tanah air, meski pengelolaannya berada di tangan Gubernur DKI Jakarta.

Di era Gubernur Anies Baswedan, TIM direvitalisasi secara total, agar TIM setara dengan berbagai pusat kesenian dunia yang tersebar di mancanegara. Makanya, sejak awal revitalisasi tahun 2019, spirit internasional sengaja dikedepankan. TIM setelah revitalisasi akan menjadi arena pertemuan karya-karya seni anak bangsa dengan publik luas, dengan standar internasional.

Isson Khairul dan Jose Rizal Manua. Sejak tahun 1972 dan hingga kini, Jose terus berkarya di TIM. Foto: Isson Khairul
Isson Khairul dan Jose Rizal Manua. Sejak tahun 1972 dan hingga kini, Jose terus berkarya di TIM. Foto: Isson Khairul

"Saya sudah mengunjungi berbagai pusat kesenian di berbagai negara di dunia. Saya dan Teater Tanah Air sudah menggelar pertunjukan di berbagai tempat tersebut. Menurut saya, setelah revitalisasi, TIM akan menjadi pusat kesenian yang lebih baik, dibandingkan pusat kesenian di berbagai negara di dunia," ungkap Jose Rizal Manua dengan meyakinkan.

Hal tersebut tentu saja menjadi tantangan bagi seluruh pelaku seni di tanah air. Ruang kreatif yang kondusif setelah revitalisasi TIM, dengan sendirinya membutuhkan jawaban berupa karya-karya kreatif dari para pelaku seni. Dengan disuguhi karya-karya kreatif, para peminat seni pun akan tergerak untuk datang dan datang lagi ke TIM.

Artinya, yang direvitalisasi di TIM, bukan hanya bangunan fisik yang tampak di permukaan. Bukan hanya fasilitas. Tapi, ya menyeluruh ... termasuk manajemen program seni, yang menjadi content utama pusat kesenian. Jose Rizal Manua menyebut, pelaku seni akan mendapatkan apresiasi yang sepadan, ketika diundang untuk tampil di TIM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun