Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Matahari, Denting Sasando, dan Spirit Ekonomi Wilayah Timur

28 November 2021   18:28 Diperbarui: 3 Desember 2021   20:15 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alex Riwukaho, Direktur Utama Bank NTT di kantor pusat bank tersebut di Kupang. Foto: Mada Mahfud

Artinya, gerakan perbankan digital yang dilakukan Bank NTT telah mampu memotivasi warga untuk memanfaatkan jasa perbankan dalam bertransaksi. Alex Riwukaho selaku Direktur Utama Bank NTT menyebut, indikator lain dari antusiasme warga itu tercermin dari terus meningkatnya jumlah nasabah. Sebelumnya sebanyak 1.300.000 nasabah, kini meningkat menjadi 1.600.000 nasabah

Padahal, Alex Riwukaho menyadari, black campaign di luaran sana cukup gencar menyerang Bank NTT. Mendiskreditkan Bank NTT. Termasuk maraknya berita-berita negatif yang diproduksi serta disebarkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Nyatanya, publik tidak terpengaruh. Publik percaya pada kinerja tim manajemen di bawah kepemimpinan Alex Riwukaho.

Apalagi, sebagaimana penuturan Alex Riwukaho, di masa pandemi ini, banyak aparatur sipil negara (ASN) yang merintis serta mengembangkan usaha rumahan. Mereka berjualan secara online dan otomatis QRIS Bank NTT sebagai layanan sistem pembayaran digital, sangat membantu kelancaran usaha mereka.

Padang Rumput, Energi Hidup Rakyat NTT

Padang rumput terluas di Indonesia, berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Persisnya, di Sumba Timur, sekitar 24 kilometer dari Kota Wanginapu. Padang rumput lain, tersebar di banyak wilayah di berbagai pulau dalam gugusan pulau-pulau di NTT. Di padang rumput itulah ternak rakyat hidup dan menghidupi rakyat NTT.

Kami di salah satu peternakan sapi di Desa Oesao. Foto: Dokumentasi Budi Tanjung
Kami di salah satu peternakan sapi di Desa Oesao. Foto: Dokumentasi Budi Tanjung

Ada ternak kuda, babi, dan juga sapi. Ada peternakan rakyat. Ada pula peternakan yang dikelola badan usaha. Secara populasi, ternak sapi misalnya, di seluruh NTT terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Marius Ardu Jelamu di Kupang, pada Kamis, 31 Desember 2020, menyebut, jumlah ternak sapi sudah menembus 1 juta ekor.

Peternak sapi, pedagang sapi, pengolah daging sapi, juga penyedia jasa angkut sapi, tentulah membutuhkan jasa keuangan. Demikian pula dengan rangkaian aktivitas ekonomi terkait ternak babi dan kuda. Dalam hal ini, mereka tentu butuh layanan jasa Bank NTT. Alex Riwukaho selaku Direktur Utama Bank NTT menjelaskan, penyaluran kredit untuk sektor peternakan, perikanan, dan pertanian adalah wujud kontribusi Bank NTT untuk meningkatkan ekonomi rakyat Nusa Tenggara Timur.

Secara keseluruhan, Bank NTT menyalurkan kredit untuk usaha kecil, menengah, besar, dan korporasi. Di masa pandemi ini, pertumbuhan kredit meningkat dari 24 ke 29 persen. Sekali lagi, ini menunjukkan semangat berusaha di kalangan masyarakat. Meski kredit konsumsi masih mendominasi hingga 70 persen, tapi bersamaan dengan itu kredit produktif juga meningkat hingga 26-28 persen. Total kredit di Bank NTT saat ini mencapai 11,3 triliun rupiah.

Alex Riwukaho mengakui, memang ada beberapa nasabah yang kreditnya bermasalah di Bank NTT. Satu per satu masalahnya sudah disusuri dengan cermat dan ditangani sesuai prosedur serta aturan yang berlaku. Salah satu nasabah yang disebut di black campaign melalui pemberitaan di media adalah PT. Budimas Pundinusa, yang bergerak di bidang peternakan sapi dan perdagangan.

Pada Kamis, 25 November 2021, ketika kami bertemu dengan Alex Riwukaho, Direktur Utama Bank NTT di kantor pusat bank tersebut di Kupang, ia menjelaskan bahwa kredit bermasalah yang dihadapi PT. Budimas Pundinusa sesungguhnya merupakan dampak dari pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun