Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Transformasi Digital, Reputasi Manajemen Covid-19 di Wisma Atlet

25 November 2020   07:28 Diperbarui: 25 November 2020   07:31 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, mengembangkan sistem teknologi digital untuk mengefektifkan operasional. Ini bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan Presiden RI Joko Widodo, dalam konteks 5 Arahan Presiden Jokowi Tentang Transformasi Digital. Foto: isson khairul

Beruntung, negeri ini memiliki Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Lebih beruntung lagi, karena RSDC ini dipimpin Mayjen Tugas Ratmono. Ia dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta tahun 1990 dan master bidang Kajian Rumah Sakit dari Universitas Indonesia (UI) tahun 2015. Bagaimana ia mengembangkan Manajemen Covid-19 berbasis digital untuk mendukung 5 Arahan Presiden Jokowi Tentang Transformasi Digital ?

Data Digital Update Real Time

Di satu sisi, teknologi digital dipandang sebagai support. Di sisi lain, muncul pertanyaan, bagaimana menciptakan support yang tepat? "Support itu dibutuhkan untuk mendukung kita membuat kebijakan serta mengambil keputusan," ujar Mayjen Tugas Ratmono. 

Pada Senin (23/11/2020) sore lalu, ia menunjukkan support teknologi digital yang ia kembangkan bersama tim di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ada dua layar LCD ukuran jumbo di ruang kerjanya, yang terhubung dengan jaringan internet sepanjang waktu. Kedua monitor itu menampilkan beragam kategori data tentang keseluruhan aktivitas di RSDC Wisma Atlet, yang update secara real time. Itulah salah satu wujud support teknologi digital, yang mendukung Mayjen Tugas Ratmono selaku pimpinan tertinggi di RSDC Wisma Atlet.

Ia kemudian menunjukkan salah satu grafik yang ditampilkan monitor tersebut. Di sana terlihat, peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang masuk ke RSDC Wisma Atlet, dari Minggu (01/11/2020) hingga Senin (23/11/2020) sore itu. Peningkatannya cukup tajam. Di awal-awal November, pasien Covid-19 yang masuk, masih di kisaran 100 pasien per hari.

"Di pekan kedua November kita bisa lihat di sini, jumlah pasien yang masuk sudah di atas 150-200 orang per hari," kata Mayjen Tugas Ratmono sambil menunjuk grafik tersebut. 

Tak hanya sampai di situ. Ia kemudian memusatkan perhatian ke bagian bawah grafik, yang menunjukkan bahwa memasuki pekan ketiga November, jumlah pasien yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang keluar RSDC Wisma Atlet.

Data digital yang ditampilkan grafik itu langsung dikorelasikan dengan data dari sejumlah grafik lain, selanjutnya dianalisa Mayjen Tugas Ratmono bersama tim. "Kesimpulannya, kami segera mengaktifkan kembali tower 4 sebagai tempat perawatan pasien, sejak memasuki pekan ketiga November," lanjut Mayjen Tugas Ratmono tentang kebijakan serta keputusan yang sudah ia ambil, berkat support teknologi digital yang dimaksud.

Mayjen Tugas Ratmono (kiri) bersama Daeng Mohammad Faqih, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kedua sosok tersebut sedang berdiskusi tentang pengembangan sistem pelayanan berbasis digital untuk pasien Covid-19 serta sistem perlindungan untuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Foto: isson khairul
Mayjen Tugas Ratmono (kiri) bersama Daeng Mohammad Faqih, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kedua sosok tersebut sedang berdiskusi tentang pengembangan sistem pelayanan berbasis digital untuk pasien Covid-19 serta sistem perlindungan untuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Foto: isson khairul

Dukung Transformasi Digital Joko Widodo

Apa yang dipaparkan Mayjen Tugas Ratmono pada Senin (23/11/2020) sore itu, hanyalah salah satu dari sekian banyak pemanfaatan data digital dalam operasional RSDC Wisma Atlet. 

Dalam konteks support, itu sekaligus menunjukkan bahwa support teknologi digital yang diciptakan serta dikembangkan Mayjen Tugas Ratmono bersama tim di RSDC Wisma Atlet, adalah bagian penting dari percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Dengan kata lain, digitalisasi data yang dikembangkan Mayjen Tugas Ratmono di RSDC Wisma Atlet tersebut, adalah bagian dari upaya untuk mendukung kebijakan Presiden RI Joko Widodo, dalam konteks 5 Arahan Presiden Jokowi Tentang Transformasi Digital yang disampaikan Joko Widodo pada Senin (03/08/2020) lalu.  

Pada Senin itu, Presiden Joko Widodo memberikan lima arahan dalam rapat terbatas tentang Perencanaan Transformasi Digital, yang diselenggarakan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. 

Poin kedua dari lima arahan Presiden itu, pada intinya: Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk mempersiapkan roadmap Transformasi Digital di semua sektor, mulai dari pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, dan penyiaran.

Nah, digitalisasi data yang dikembangkan Mayjen Tugas Ratmono di RSDC Wisma Atlet tersebut, tentulah mengacu ke sektor kesehatan. Ini bukan saja relevan dengan Transformasi Digital arahan Presiden, tapi sekaligus merupakan reputasi penting dalam konteks percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Mayjen Tugas Ratmono adalah sosok yang kompeten dalam hal Transformasi Digital di sektor kesehatan. Ia adalah dokter spesialis syaraf (neurologi), yang berbagai kebijakannya mengacu kepada konsep "jaringan syaraf" sebagaimana yang ia kemukakan pada pelantikan dokter yang baru lulus dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta, pada Selasa (13/10/2020) lalu.

Secara kompetensi medis, Mayjen Tugas Ratmono adalah  Ketua Komite Medik RSPAD Gatot Subroto Jakarta, periode 2017-2019. Atas kompetensi tersebut, sejak 18 Juni 2020, Mayjen Tugas Ratmono mengemban amanat sebagai Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di masa pandemi ini, Mayjen Tugas Ratmono dipercaya sebagai Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Dari kiri ke kanan: Budi Tanjung, Isson Khairul, dan Mada Mahfud mencermati paparan Mayjen Tugas Ratmono tentang operasional RSDC Wisma Atlet yang terus dikembangkan secara digital. Ini bagian dari Transformasi Digital di sektor kesehatan, demi pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19. Foto: didik wiratno
Dari kiri ke kanan: Budi Tanjung, Isson Khairul, dan Mada Mahfud mencermati paparan Mayjen Tugas Ratmono tentang operasional RSDC Wisma Atlet yang terus dikembangkan secara digital. Ini bagian dari Transformasi Digital di sektor kesehatan, demi pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19. Foto: didik wiratno

Manajemen Covid Berbasis Digital

Prestasi Mayjen Tugas Ratmono memimpin RSDC Wisma Atlet, tentu saja menggembirakan. Pada Rabu (28/10/2020) lalu, Letjen Doni Monardo selaku Ketua Gugus Tugas Covid-19, memberikan apresiasi secara langsung. Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, jumlah pasien yang dirawat di tower 6 dan 7, mengalami penurunan lebih dari 50 persen.

"Tentu ini sebuah prestasi yang sangat menggembirakan," ujar Doni Monardo sembari mengangkat telunjuk tangan kanannya, ketika berkunjung ke RSDC Wisma Atlet. Tower 6 dan 7 adalah dua tower yang khusus untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala rendah dan gejala sedang. 

Sebulan sebelum kunjungan Doni Monardo tersebut, keterisian kedua tower itu, lebih dari 90 persen. Jumlah pasien yang masuk per hari 400-500 pasien.

Karena penurunan jumlah pasien yang luar biasa di akhir Oktober, tower 4 ditutup. Sebelumnya, tower 4 dan 5 adalah dua tower yang khusus untuk merawat pasien Covid-19 orang tanpa gejala (OTG). 

Sebagaimana dituturkan Mayjen Tugas Ratmono di atas, sejak pekan ketiga November, tower 4 difungsikan kembali, karena terjadi lonjakan pasien Covid-19.

Fleksibelitas penggunaan infrastruktur kesehatan di RSDC Wisma Atlet, salah satunya karena Mayjen Tugas Ratmono menerapkan manajemen rumah sakit berbasis digital. Antisipasi bisa dengan cepat dilakukan. 

Relaksasi pun demikian. "Kami di RSDC Wisma Atlet selalu siaga penuh menghadapi penurunan maupun lonjakan pasien. Sistem kesehatan yang kami bangun di sini mengacu ke pelayanan terbaik, memberikan pelayanan terbaik," ungkap Mayjen Tugas Ratmono.

Per Senin (23/11/2020) lalu, tingkat hunian tower 6 dan 7 melonjak menjadi 72,83 persen. Pada saat yang sama, hunian tower 4 dan 5 juga meningkat menjadi 37,61 persen. 

Di berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta, tingkat keterisiannya bahkan sudah mencapai 90 persen. Di Kota Jogjakarta, jumlah pasien Covid-19 mengalami peningkatan 3 kali lipat, sebagaimana diungkapkan Heroe Poerwadi, selaku Ketua Harian Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Jogjakarta, pada Senin (23/11/2020).

Peningkatan tersebut juga terjadi secara nasional. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya pergerakan warga pada libur panjang bulan Oktober lalu. 

Karena itulah, Mayjen Tugas Ratmono tak henti-hentinya berpesan, "Taati protokol kesehatan. Selalu pakai masker. Rajin mencuci tangan. Hindari kerumunan." Intinya, selalu menjaga diri agar tidak tertular dan menulari orang sekitar.

Jakarta 25-11-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun