Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berbagi Literasi Bersama 34 Wanita

26 April 2017   08:47 Diperbarui: 2 Mei 2017   00:43 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Cecep Sobandi (Kepala Disdikbud Cianjur), Erni Wardani, Thamrin Sonata, dan Rochman (Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah Disdikbud Cianjur). Cecep Sobandi menunjukkan buku Kumpulan Cerpen berbahasa Sunda berjudul Ceu Entin karya Erni Wardani (guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cianjur). Foto: arum sato

Dari kedua contoh deskripsi di atas, memang tidak sepenuhnya hanya dari apa yang kita lihat. Sebagian juga dari apa yang kita dengar. Dalam hal ini, untuk melengkapi suatu deskripsi, memang diperlukan kombinasi antara bahan lihat dan bahan dengar. Tentang bagaimana porsi kedua bahan itu, tergantung pada penekanan deskripsi yang kita kehendaki. Pada kedua contoh di atas, menurut saya, penulisnya hendak menekankan aspek kemiskinan yang berkorelasi dengan kurang gizi.

Di empat alinea di atas, memang belum dipaparkan, apa pekerjaan sang tuan rumah dan apa pula profesi sang menantu. Boleh jadi, mereka adalah buruh, dengan pekerjaan serabutan, yang secara finansial serba kekurangan. Akibatnya berimbas pada gizi sang anak. Untuk kepentingan penulisan, pengamatan terhadap objek tersebut, tentulah tidak bisa sambil lalu. Sang penulis harus benar-benar mencermatinya secara saksama.

Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Nita Helida, Ade Supartini, Nani Yuningsih (Sekretaris Disdikbud Cianjur), Bu Rochman (Ketua Dharma Wanita Disdikbud Cianjur), Dede Juhaesih, Erni Wardani, dan Thamrin Sonata. Foto: arum sato
Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Nita Helida, Ade Supartini, Nani Yuningsih (Sekretaris Disdikbud Cianjur), Bu Rochman (Ketua Dharma Wanita Disdikbud Cianjur), Dede Juhaesih, Erni Wardani, dan Thamrin Sonata. Foto: arum sato
Untunglah ke-34 wanita dari Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur ini memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi penulis. Diskusi berlangsung seru hingga proses sharing sangat dinamis. Bahkan ada yang langsung membuat akun Kompasiana, karena sudah ngebet ingin menulis. Ini memang sudah menjadi tradisi Komunitas Kompasianer KutuBuku tiap kali mengadakan workshop literasi: ada sesi how to menulis di Kompasiana.

Oh, ya, para peserta ini selanjutnya akan menulis dengan tema Dharma Wanita dan Pendidikan. Tulisan dari tiap peserta akan diedit oleh tim Komunitas Kompasianer KutuBuku dan kemudian akan diterbitkan menjadi sebuah buku. Keseluruhan prosesnya dikelola oleh komunitas ini. Sebagai pegiat komunitas, kami senang mendapat kesempatan untuk sharing tentang dunia literasi. Kita tahu, menurut data United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), indeks tingkat membaca orang Indonesia hanyalah 0,001. Itu artinya, dari 1.000 penduduk, hanya ada 1 orang yang mau membaca buku dengan serius. Ini tantangan untuk kita.

isson khairul –dailyquest.data@gmail.com   

Jakarta, 26-04-2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun