Maka, alangkah timpangnya ketika kini kita menyaksikan antrean kendaraan roda empat menuju Pelabuhan Merak mencapai 10 kilometer, hingga mengular sepanjang tol Tangerang-Merak. Bukan hanya ketimpangan pada perlakuan terhadap pemudik ke Sumatera dibandingkan dengan pemudik ke Jawa. Tapi, juga ketimpangan infrastruktur transportasi yang tersedia. Infrastruktur jalan tol yang menuju ke Pelabuhan Merak, tidak sepadan dengan ketersediaan infrastruktur pelabuhan dan infrastruktur transportasi laut di kawasan tersebut.
Ini mengingatkan saya pada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr. Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M. Sc. Dalam acara Kompasiana Nangkring Kementerian PUPR, yang berlangsung di Hotel Santika Premiere, Jakarta, pada Selasa (31/5/2016), ia bicara tentang gerakan Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris. Sebagai Menteri PUPR, ia menyadari bahwa pembangunan infrastruktur selama ini terpusat di Pulau Jawa. Katakanlah semacam Jawa Sentris. Pada saat mudik lebaran ini, apa yang dinamakan paradigma Jawa Sentris tersebut menjadi realitas yang kentara dengan nyata.
Menyedihkan? Mestinya, tidak. Terlambat? Mestinya, juga tidak.
isson khairul –linkedin –dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 3 Juli 2016
----------------------
Tulisan terkait:
- Indonesia Sentris vs Jawa Sentris untuk Nusantara
- Commuter Line Transportasi Kaum Urban
- Stasiun Maja, Membuka Akses dengan Transportasi
- 157,7 Hektar Sawah untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung
- Subsidi Kapal Sapi Model Tol Laut Joko Widodo
- Kereta Api Selalu Tepat Waktu, Bung Hatta Tidak Butuh Jam Tangan
- Integrasi Pengguna Commuter Line ke Moda Transportasi Lain
- Click, Community Unik dari Kompasianer untuk Transportasi Publik
- 3.935 Kapal Antre Bahan Bakar, Pengisi Bahan Bakar Hanya Satu
- Mudik Lebaran, Satukan Rasa dan Harapan di Kampung Halaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H