Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rentenir Jadi Penolong Petani Cengkeh, Gubernur Tidak Berani Ambil Risiko

21 Agustus 2015   09:22 Diperbarui: 21 Agustus 2015   09:22 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[6] Cengkeh yang pernah memakmurkan rakyat negeri ini, sekarang ambruk. Impor cengkeh, terus meningkat dari tahun ke tahun. Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Gamal Nasir, mengungkapkan, cengkeh merupakan komoditas strategis, karena kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara, penyediaan bahan baku industri, pendapatan petani, konservasi lingkungan, dan sarana pengembangan wilayah. Selengkapnya, silakan baca Harga Terus Gonjang-ganjing, RI Impor Cengkeh 40 Ribu Ton, yang dilansir agrofarm.co.id, pada Selasa l 28 Oktober 2014 l 21:46:25 WIB.

[7] Ini peristiwa yang bersejarah, karena untuk pertama kalinya perayaan Imlek tingkat Provinsi Maluku, diselenggarakan di luar Kota Ambon, setelah pemerintah Indonesia menyetujui pelaksanaan Tahun Baru China pada 1999. Selengkapnya, silakan baca Perayaan Imlek di Pedalaman Pulau Seram, yang dilansir antaranews.com, pada Senin l 23 Februari 2015 l 14:54 WIB.

[8] Gubernur Maluku, Said Assagaff, mengatakan, pemerintah daerah tidak bisa mengintervensi harga cengkeh dan pala. Selengkapnya, silakan baca Petani Dimodali Rentenir, yang dilansir print.kompas.com, pada Kamis l 20 Agustus 2015.

[9] Para pejabat, baik di level menteri, direksi BUMN, maupun para kepala daerah, tidak perlu gentar mengambil keputusan, sejauh sesuai aturan yang berlaku dan tanpa disertai penyalahgunaan wewenang. Selengkapnya, silakan baca Jangan Takut Membuat Terobosan, yang dilansir sp.beritasatu.com, pada Jumat l 24 Juli 2015 | 10:20 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun