Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Belajar dari Petani, Berpikir ala Edward de Bono, dan Berkarya seperti Putu Wijaya

3 Agustus 2015   09:20 Diperbarui: 4 April 2017   16:38 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[8] Putu Wijaya, lengkapnya I Gusti Ngurah Putu Wijaya, lahir di Puri Anom Tabanan, Tabanan, Bali, pada 11 April 1944. Ia seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Ia penulis drama, cerpen, esai, novel, dan juga penulis skenario film dan sinetron. Ia lulusan Fakultas Hukum Universitas Gajahmada (1969), ASRI, dan Asdrafi, Yogyakarta, serta mengikuti International Writing Programme, Iowa, AS (1974). Bersama istri, Dewi Pramunawati, dan putranya, Taksu Wijaya, ia kini bermukim di Perum Astya Puri 2, Blok A9, Jl. Kertamukti, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan. Tempat tersebut juga berfungsi sebagai markas Teater Mandiri. Ia sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Pada Senin (25/5/2015) lalu, Putu Wijaya memberikan pelatihan penulisan cerpen dalam Lokakarya Cerpen Kompas di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat. Pelatihan ini diikuti 30 peserta dari beberapa daerah di Jawa Barat dan Banten.

[9] Harry Roesli, lengkapnya Djauhar Zaharsjah Fachrudin Roesli, semula bercita-cita menjadi insinyur. Sempat mengecap pendidikan jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung (ITB) selama empat semester. Namun, tiba-tiba keinginan Harry berubah dan berganti ke jalur musik. Harry kemudian belajar musik di Rotterdam Conservatorium, yang diselesaikannya pada 1981. Ia dilahirkan di Bandung, 10 September 1951, dan wafat di Jakarta pada 11 Desember 2004 di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Harry juga aktif menulis di kolom Asal Usul di Kompas Minggu, sejak Desember 2000 sampai Oktober 2004. Tulisan itu kemudian diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada Maret 2005, Republik Funky: Asal Usul Harry Roesli, dengan tebal 266 halaman.

[10] Peristiwa tersebut diungkapkan Putu Wijaya dalam wawancara dengan Budiman S. Hartoyo, yang dimuat di Majalah Berita Buku, edisi Oktober-November 1995.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun