Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

UN Online: Hanya 3 dari 542 SMA di Jakarta yang Siap

29 Maret 2015   17:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_357941" align="aligncenter" width="541" caption="Di DKI Jakarta, terdapat 116 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, 426 Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta, dan 60 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri yang dikelola oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta, sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001. Yang siap mengadakan Ujian Nasional (UN) Online 2015, hanya 3 SMA, 26 SMK, dan 1 SMP. Foto di atas diambil saat siswa SMK Negeri 39, Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat, melaksanakan ujicoba UN Online pada Selasa (24/3/2015) siang. Foto: wartakota.tribunnews.com"][/caption]

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

Di era yang serba online ini, hanya 3 dari 542 SMA di DKI Jakarta yang siap mengikuti Ujian Nasional (UN) Online 2015. Inilah realitas dunia pendidikan di ibu kota negara, dalam konteks kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi.

Maka, SMA Negeri 70, Blok M, Jakarta Selatan, SMA Negeri 78, Kemanggisan, Jakarta Barat, dan SMA Negeri 30, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, sudah sepatutnya diapresiasi. Karena, ketiga sekolah tersebut akan tampil sebagai pelopor UN Online tingkat SMA di Provinsi DKI Jakarta, pada 13-15 April 2015 mendatang. Ini memang Ujian Nasional dengan mekanisme computer based test (UN-CBT), yang kerap disebut sebagai UN Online, pertama di dunia pendidikan Indonesia.

Berani Mencoba, Menjadi Pelopor

Karena UN Online ini merupakan yang pertama, tentu saja menimbulkan deg-degan pada sejumlah pihak. Baik siswa, orang tua, dan juga para guru. Dalam konteks ujian saja sudah menimbulkan deg-degan, apalagi ini adalah ujian skala nasional, dengan menggunakan perangkat teknologi, dan baru pertama kali diadakan. Ketiga pihak dari ketiga sekolah tersebut, akhirnya mencapai titik-temu, hingga mereka siap mengadakan UN Online.

Sikap ketiga pihak dari ketiga sekolah tersebut, sesungguhnya merupakan cermin dari hakekat pendidikan. Itulah intinya pendidikan. Mereka berani mencoba, bahkan menjadi pelopor, dan tidak takut gagal. Bukankah sekolah sebagai lembaga pendidikan, merupakan arena ujicoba? Di kelas, misalnya, guru dari berbagai mata pelajaran, memberikan berbagai macam versi soal.

Murid mencoba dan terus mencoba menyelesaikan serta menjawab soal tersebut, hingga mendapatkan jawaban yang benar. Guru mendampingi dan memberi arah, agar murid menemukan jalan untuk mencapai jawaban yang benar. Bisa dikatakan, proses ujicoba semacam itu adalah proses keseharian para murid di sekolah. Bahkan, guru memberikan sejumlah soal sebagai pekerjaan rumah, agar murid berlatih melakukan ujicoba di rumah.

Dalam bentuk praktek, prinsip ujicoba itu juga berlangsung di laboratorium. Di laboratorium bahasa, misalnya, murid mencoba melafalkan kata dengan benar untuk speaking dan mencoba mendengarkan pengucapan orang lain dengan benar saat sesi listening. Gagal mengucapkan, juga gagal mendengarkan, adalah kondisi keseharian yang dihadapi murid. Namanya juga sedang belajar, sedang studi.

Ketiga pihak dari ketiga sekolah tersebut, bukannya tak punya rasa cemas, bukannya tak memiliki rasa takut. Mereka tentulah telah melalui serangkaian presentasi, diskusi, juga perdebatan mengenai kesiapan mengikuti UN Online ini. Sikap mereka yang positif dalam menyikapi hakekat pendidikan serta kesadaran mereka yang positif akan makna proses belajar, telah mengalahkan rasa cemas dan rasa takut tersebut.

[caption id="attachment_357942" align="aligncenter" width="540" caption="Latihan secara teratur dan sungguh-sungguh adalah bagian dari upaya persiapan mengikuti UN Online. Murid, guru, dan orang tua sudah seharusnya saling bahu-membahu agar kegagalan bisa diminimalkan. Foto di atas diambil saat sejumlah siswa mengikuti ujicoba Ujian Nasional (UN) Computer Based Testing (CBT) di SMA Negeri 1 Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/3/2015). Sebanyak 198 sekolah tingkat SMP, SMA, dan SMK di Jawa Timur, siap melaksanakan UN Online 2015. Foto: antaranews.com"]

14276230492113976880
14276230492113976880
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun