Ada Sebab, Ada Akibat
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab meroketnya harga beras? Sebagaimana dicantumkan di Tabel 1, menurut Rachmat Gobel, kenaikan harga beras disebabkan adanya pedagang beras yang bermain di balik kenaikan harga tersebut. Ada 1.800 ton beras masuk ke Pasar Cipinang, Jakarta Timur, tetapi tidak melalui deliver order (DO) dari gudang Bulog. Temuan Rachmat Gobel tersebut, bisa menjadi salah satu indikator.
Tapi, benarkah karena 1.800 ton beras tanpa DO itu yang menjadi penyebab meroketnya harga beras di berbagai wilayah di tanah air? Dibutuhkan pembuktian yang komprehensif, tentunya. Penyebab lain, sebagaimana dikemukakan Ahmad Imron, pedagang beras di Pasar Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur, stok beras kosong sejak sepekan. Ia menghubungi pemasok di Pulau Jawa dan Sulawesi tapi nihil. Menurut Ahmad, biasanya, selalu ada stok dan pengiriman tidak pernah telat. Tapi, sejak satu minggu ini, tidak ada kiriman beras.
Bila mengacu pada hukum ekonomi, beras terbatas, permintaan tinggi, maka otomatis harga melambung. Artinya, penyebab naiknya harga beras, karena kurang atau tidak adanya pasokan. Kondisi tersebut sama dengan yang terjadi di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. ”Pasokan beras di Cipinang itu normalnya 3 ribu ton per hari, sekarang kondisinya cuma 500-600 ton,” tutur Nelly Soekidi, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) DKI Jakarta. Otomatis, harga beras meroket.
Bila mengacu kepada penegasan Jokowi bahwa stok beras kita cukup sampai masa panen nanti, maka faktor distribusi beras yang cukup dan tepat waktu, nampaknya menjadi faktor utama yang menyebabkan harga beras tidak wajar. Pengetahuan serta pemahaman tentang faktor penyebab naiknya harga beras oleh beberapa pejabat seperti ditampilkan di Tabel 2, tentulah sesuatu yang memprihatinkan.
Harap diingat, naiknya harga beras adalah akibat. Operasi Pasar adalah akibat. Kedua hal itu adalah akibat. Yang seharusnya dicermati pihak yang berwenang adalah apa yang menjadi penyebab. Ada pembeda yang jelas antara sebab dan akibat. Jika penyebabnya tidak mereka pahami dengan benar, bagaimana mungkin mereka mencarikan solusi yang cespleng untuk menstabilkan harga beras?
[caption id="attachment_353115" align="aligncenter" width="658" caption="Tabel 3. Ada 17 nara sumber yang terkait dengan content yang relevan dengan beras. Dari ke-17 nara sumber tersebut, ada 7 nara sumber yang memberikan pendapat tentang penyebab naiknya harga beras belakangan ini. Itu saya temukan dari penelusuran terhadap kompas.com edisi Rabu, 25 Februari 2015, yang menayangkan 442 content di 45 page hari itu. Sumber Petikan dan Foto: kompas.com edisi Rabu, 25 Februari 2015"]
Mengapa Sebab, Kenapa Akibat
Situasi dan kondisi perberasan di masing-masing wilayah, berbeda-beda. Pemahaman pejabat yang berwenang tentang penyebab naiknya harga beras di lingkup tugas masing-masing, tentulah salah satu hal yang memegang peranan penting. Dengan demikian, mereka bisa mengantisipasi serta mencarikan solusi, sesuai dengan beban tugas yang mereka emban.