Percaya diri ini meyakinkan bahwa kegagalan atau ketidakmampuan diri itu harus dihilangkan. Rasa bersalah pun sama juga dihempaskan. Kita terlalu berharga untuk terus terseok dan meratapi kesalahan. Ini adalah cara Tuhan untuk menghancurkan dan menjatuhkan manusia agar manusia mau belajar membangun kembali, meniti pondasi untuk berdiri kembali agar menjadi lebih baik.
Percaya Dia (Tuhan). Tuhan itu tidak kemana-mana. Tuhan itu selalu ada. Masih ada Tuhan yang akan menjaga, selalu memberikan kesempatan, memberikan jalan asalkan kita mau berubah, berusaha, dan tidak menyerah.
Memang ini hanyalah rangkaian kata sarat dengan motivasi. Namun di era kenormalan baru saat ini, motivasi pejuang itu menjadi bagian penting. Butuh perjuangan untuk bisa bertahan.
Setiap pejuang selalu butuh strategi yang penuh perhitungan untuk berjuang. Berani tapi bukan nekat apalagi ceroboh hingga akhirnya frustrasi karena hanya motivasi saja tanpa strategi apapun.
Urusan tentang Covid-19, serahkan saja pada ahlinya. Urusan diri sendiri adalah bagaimana kita mampu melawan perasaan yang negatif atau ketakutan sehingga hidup dipenuhi dengan kekhawatiran dan kekhawatiran.
Dinamika kehidupan atau perubahan itu selalu ada. Kita hanya perlu beradaptasi. Mari hadapi era kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19 ini dengan pola pikir yang baru (new mindset), ketrampilan baru (new skill), and perilaku yang baru (new behavior).
New normal? Be a warrior.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI