Mohon tunggu...
Israruddin
Israruddin Mohon Tunggu... -

Life is not only for Bread

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

 Jangan Jadi Seperti "Gelas"

12 Februari 2016   02:05 Diperbarui: 18 Februari 2016   15:11 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tendangan terakhir

Terkadang, kita harus bijak menentukan garis batas antara ambisi dan realitas. Saya sadar, bahwa kuliah di Jawa lebih merupakan ambisi pribadi tanpa pertimbangan kondisi yang keluarga saya alami. Tentu saja, ini seperti standar ganda. Disatu sisi, kita harus berjuang demi mimpi kita namun disisi lain kita harus sadar resource yang kita miliki. Pikir saya, saya baru saja kehilangan sosok terpenting dalam hidup saya. Keluarga kita ketika itu berada dititik yang sama sekali tidak pernah saya bayangkan. Mungkin bagi kalian yang pernah merasakan kehilangan lebih paham, seperti apa rasa berada di titik itu. Mempertahankan ambisi untuk kuliah di Jawa tanpa beasiswa sama artinya membuat kondisi keluarga saya menjadi serba rumit. Bukan berarti saya nekat, saya bisa kehilangan mereka secara emosi tentunya. Ini adalah pelajaran mengendalikan Ego yang tidak pernah saya dapatkan dalam training atau buku apapun. Mengalah secara ego tidak pernah membuat kita lemah, justru kekuatan dapat didefinisikan dengan cara demikian (setidaknya menurut saya).

Tendangan terakhir saya sudah di persiapkan, saya memilih di Universitas Sumatra Utara (USU), jurusan ilmu administrasi bisnis (mengacu pada *). Akhirnya lengkap sudah semua perjuangan yang sudah saya buat. Sisanya hanya menunggu keputusan. Jujur, saya lebih dari siap apapun keputusannya. Bahkan untuk menganggur selama 1 tahun, bekerja dan melanjutkan di tahun berikutnya pun saya sudah siap.

Tuhan selalu bekerja dengan cara yang tidak pernah kita duga.

Pertengahan agustus, pengumuman Paramadina Fellowship 2011 di informasikan. Berbekal HP nokia E63 (Hasil menjaga Abang yang terserang DBD, tentu saja bekas dia pakai ) saya membuka list penerima beasiswa yang paling kece se Indonesia Raya ini. Mungkin sekedar mendeskripsikan dalam kalimat di tulisan ini tidak pernah mewakili bagaimana perasaan saya ketika itu. Moment ketika hal ini saya beritahukan kepada Ibu saya pun, sulit untuk diungkapkan. Karena pada akhirnya kata-kata tidak pernah dapat mewakili moment itu. Mungkin bagi sebagian teman-teman, yang mendapatkan beasiswa kuliah sarjana di dalam maupun di luar negeri, moment seperti ini seperti angin lalu. Namun, bagi saya hari itu seakan memutar arah hidup saya. Mematikan keragu-raguan saya tentang mimpi-mimpi kecil saya. Yang terpenting, membuat saya selalu yakin bahwa Allah tidak pernah tidur. Dia selalu melihat dan mendengarkan setiap doa yang terpanjat.

Biar nyambung ama judulnya...

Intinya jika persoalan hidup itu adalah garam, maka diri kita adalah air. Coba taburkan segenggam garam itu ke gelas yang berisi air. Maka air tersebut akan jadi asin. Tetapi coba taburkan garam tersebut ke dalam air sebuah Danau yang besar, garam takkan membuat air jadi asin. Allah tidak akan memberikan garam yang berlebihan, batasnya hanya segenggam tangan kita saja. Namun kita bebas memilih untuk menjadi air dalam gelas atau menjadi air di Danau yang luas. Jadilah air dalam danau, agar ketika ujian datang hidupmu tidak terasa asin. Besarkan hatimu dalam menghadapi segala macam ujian. #selfreminder

 

Informasi beasiswa Paramadina Fellowship: http://www.paramadina.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1569%3Aparamadina-fellowship-2016&catid=74%3Aberita-a-informasi&Itemid=221&lang=en

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun