Mohon tunggu...
Isra Amin Ali
Isra Amin Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - KTP

"Dari BANDA NEIRA Menjadi INDONESIA"

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Banda Neira, Mutiara dari Timur dalam Romantisme Sejarah Kolonial

5 November 2019   08:23 Diperbarui: 26 November 2019   06:46 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Singkat

Berbicara mengenai Banda Neira memori kita seakan dikembalikan ke beberapa abad yang lalu, Banda Naira telah memainkan peranan penting dalam sejarah nasional maupun sejarah dunia.  

Harumnya Pala dan Fuli (Myristica Fragrans) telah menarik berbagai bangsa di dunia seperti Cina, Arab, India, Portugis, Belanda, Inggris dan lainnya untuk datang berdagang dan menjajah.  

Pada tahun 1512 Pelaut Portugis, Fransisco Serrao dan Antonio de Abbreau menginjakkan kakinya di Banda atas perintah Alfonso de'Albuquerque, disitulah awal mulanya kontak dengan orang Eropa dan disiitulah awal mulanya Sejarah kelam Banda Naira yaitu, peperangan, pembantaian, dan penjajahan dimulai.

Babak selanjutnya De Heeren XVII (17 Pengusaha/ Pemodal) dari Belanda dengan Maskapai Dagangnya yaitu VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) mulai membuka perdagangan dengan penduduk Banda, VOC dengan keserakahannya tidak puas dan ingin menerapkan sistim monopoli dengan melarang orang Banda untuk berdagang dengan para pedagang Inggris, Arab, Cina, Gujarat dan Melayu.  

Hal ini menimbulkan amarah rakyat Banda terjadilah peperangan antara VOC dengan Orang Kaya (para Pemimpin/Bangsawan) Banda, hal ini terjadi pada tahun 1609 -- 1621 atau yang dikenal dengan nama Perang Banda.

Perang Banda ini berakhir dengan kekalahan rakyat Banda dengan dibunuhnya 40 Orang Kaya (Pimpinan) Rakyat Banda pada tanggal 8 Mei 1621 oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen, peristiwa itu dikenal dengan nama Banda Moord, sebagian rakyat Banda ditawan dan dibawa ke Batavia dan Srilanka serta terjadi eksodus besar-besaran ke luar Banda seperti ke Kepulauan Kei, Pulau Seram, dan pulau-pulau lainnya. Kekalahan rakyat Banda karena VOC lebih unggul dari sisi persenjataan, jumlah serdadu yang lebih banyak, dan strategi perang yang baik, dengan demikian resmilah Banda di bawah kekuasaan VOC.

Di Abad ke 17,  Banda Naira dibawah kekuasaan VOC  bermetamorfosis menjadi sebuah Kota Metropolitan dengan tata kota dan infrastruktur yang menyerupai Kota-kota di Eropa.  

Di era itu status Banda adalah 1 diantara 3 provinsi yang ada di gugusan Kepulauan Maluku yaitu Provintie van Ambon yang berpusat di Pulau Ambon dan meliputi pulau Ambon, kepulauan Lease, Pulau Buru dan Pulau Seram, Provintie van Molluken yang berpusat di Ternate meliputi seluruh pulau yang berada di Maluku Utara dan Provintie van Banda yang berpusat di Banda Neira dan meliputi Kepulauan Banda, Kepulauan Aru dan pulau-pulau yang berada di Maluku Tenggara.  

Harga Pala yang saat itu melebihi harga emas sangat berkontribusi untuk pembangunan kota-kota modern di Belanda seperti Amsterdam, Hoorn,  Den Haag, dan lain-lain selain itu membuat pundi-pundi kekayaan untuk VOC dan para Perkeniers (Tuan Kebun/Pengusaha yang diberikan hak kelola) semakin melambung tinggi.  

Dalam catatan Gubernur Jenderal Reiner de Klerk (1777-1780), pendapatan VOC dari penjualan rempah-rempah, terutama pala mencapai 1,8 juta gulden pada 1756. Lalu, seabad berikutnya Dr Pieter Bleeker, seorang opsir kesehatan tentara, mencatat penerimaan dari rempah-rempah mencapai 959,610 gulden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun