Mohon tunggu...
Isna Kamal
Isna Kamal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Human

fot The Task

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Apem di Bulan Ramadhan

1 April 2022   01:17 Diperbarui: 1 April 2022   01:25 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Namun perayaan itu tak mengurangi sedikit pun rasa gembira warga Jombang untuk menyambut Ramadhan. Acara megengan sederhana digelar dengan adanya gunungan tumpeng apem setinggi kurang lebih 3m dengan jumlah jajan apem sebanyak 1442 itu dipamerkan di Pendopo Pemkab Jombang. Kabupaten Jombang mengadakan tradisi megengan yang sudah ada sejak lama agar kelestarian dan tradisi nenek moyong tidak luntur oleh zaman maupun waktu. 

Trasisi ini tidak semata-mata hanyalah untuk kebungahan hati saja dalam menyambut Ramadhan, namun memiliki makna yang sangat dalam yakni sebagai ungkapan permohonan maaf kepada sesama umat manusia dan siap memasuki bulan puasa, "Megengan berasal dari kata megeng artinya menahan perbuatan yang dilarang Allah SWT, baik itu menahan lapar, dahaga juga hawa nafsu. 

Sedangkan Afwun artinya maaf, yang diwujudkan dalam tradisi membuat kue apem" tutur Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab. Kegiatan tahunan ini sekaligus bertujuan untuk mengenalkan pangan local yang disajikan dalam bentuk jajanan apem, melestarikan budaya megengan juga akan meningkatkan produk UMKM dan kreatifitas rasa maupaun aneka apem.

Silaturrahim warga Jombang yang sangat erat tidak sampai di situ saja. Mereka juga mengadakan acara "maleman" yang merupakan tradisi untuk membagikan nasi kotak ataupaun hantaran lain kepada saudara maupun tetangga sebagai perwujudan lain dari sedekah. 

Di Jombang sendiri masih sangat kental akan tradisi ini, maleman diadakan mulai malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan bukan tanpa tujuan, mereka mengharapkan agar bertepatan dengan malam Lailatul Qadr. 

Menurut beberapa warga Jombang, mereka mengadakan acara itu sebagai bentuk rasa syukur mereka karena masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan lagi tahun ini. Dengan menebar kebaikan dan berbagi kebahagiaan itulah warga Jombang selalu hidup rukun dan damai. 

Selain maleman, ada tradisi lain yang menandakan bahwa akan berakhirnya bulan Ramadhan, dengan berziarah sebagai bentuk tradisi rutinan sebelum lebaran yang dimulai sejak lima hari akhir bulan Ramadhan. Mereka biasa datang secara berombongan maupun berpasangan.

Perbandingan nuansa perayaan dalam penyambutan Bulan Ramadhan dilihat dari sebelum pandemi dengan adanya wabah pandemi sangatlah berbeda. 

Sebelum adanya pandemi, masyarakat Jombang akan berkumpul di GOR Jombang secara berbondong-bondong untuk melihat gundukan jajan apem yang siap akan di arak dari bundaran Ringin Contong yang disebut sebagai "titik nol" kilometer di Kabupaten Jombang, menuju alun-alun Jombang setelah sampai di alun-alun Jombang maka gunungan apem tersebut akan dibagikan kepada warganya. 

Serunya di sini adalah saat masyarakat berebut jajan apem yang menjulang tinggi itu. Tradisi tersebut biasa dijuluki dengan "Grebek Apem". Adanya grebek apem juga sebagai tanda bahwa Pasar Ramadhan di Jombang telah di buka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun