Mohon tunggu...
Isnaini Rohmawati
Isnaini Rohmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asyiknya Menciptakan Budaya Positif

17 September 2022   05:07 Diperbarui: 17 September 2022   05:12 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ASYIKNYA MENCIPTAKAN BUDAYA POSITIF

Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan dengan menggunakan teori kontrol. 

Selama ini kita sebagai guru merasa berkewajiban mengontrol perilaku siswa agar memiliki perilaku sesuai yang pendidik harapkan. Ternyata anggapan itu salah, pendidik  tidak bisa mengontrol diri siswa, tetapi yang bisa mengontrol diri siswa adalah dirinya sendiri. 

Kita sebagai pendidik seharusnya dapat membuka diri terhadap perubahan yang ada. Perubahan stimulus respon menjadi teori kontrol itu merupakan cara yang tepat untuk menciptakan disiplin positif di sekolah. 

Melalui penerapan disiplin yang kuat dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan yang mulia, yakni nilai kebajikan universal.

Nilai kebajikan universal yang diyakini seseorang inilah yang akan membangun motivasi instrinsik siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan yakni untuk menjadi siswa yang memiliki profil pelajar pancasila. 

Ada tiga motivasi perilaku manusia yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, Di antaranya yaitu menghindari hukuman, mendapatkan hadiah/imbalan dan nilai yang mereka yakini. 

Motivasi yang disebabkanoleh hukuman ataupun imbalan termasuk motivasi ekternal, Sedangkan motivasi yang perlu kita bangun adalah motivasi intrinsik yang merupakan nilai yang mereka yakini .  Siswa melakukan disiplin disebabkan nilai-nilai yang mereka percayai tanpa adanya perintah atau paksaan. 

Selain itu, kita sebagai pendidik juga harus tahu lima kebutuhan dasar manusia yaitu bertahan Hidup, penguasaan, kasih sayang, rasa Diterima, kesenangan dan kebebasan. Ketika kebutuhan dasar manusia tidak bisa disalurkan secara positif, maka anak akan dapat melakukan hal yang negatif. 

Apabila siswa melakukan sebuah kesalahan yang perlu kita lakukan adalah kita dapat menangani hal tersebut dengan tindakan yang tepat, jangan sampai hukuman menjadi salah satu jalan keluarnya. Tindakan yang perlu kita lakukan dengan menggunakan restitusi. 

Melalui hal tersebut siswa akan diajarkan untuk mencari solusi untuk masalah mereka sendiri, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun