Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penggemar kopi | pemburu buku bekas

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Hobi Bermain Catur, Anak Jago Matematika dan Berpikir Terstruktur

7 Juni 2024   11:33 Diperbarui: 9 Juni 2024   07:40 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Septi (berbusana hitam) saat berbagi pengalaman anaknya bercatur di komunitas Cak Kaji. (Dokpri)

Sebagai olahraga yang kompetitif, catur memungkinkan pemain bergerak dengan langkah tak terbatas. Maka jam terbang sangat dibutuhkan untuk menguasai permainan tersebut. 

Bagi Septi, kalah dan menang adalah sebuah proses. Turnamen akan membuat Luigi mau terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan. Dengan kata lain, kekalahan dalam turnamen bukan soal besar, justru jadi momen untuk memacunya agar belajar dan berlatih lagi.

Kekalahan adalah peluang untuk menempa diri sehingga hasil terbaik bukanlah melulu kemenangan, melainkan kesadaran untuk sportif dan terus belajar. Itu pelajaran yang bisa saya petik dari Mamalui dalam mendampingi sang putra.

Luigi saat meraih medali perak di Surabaya (Dok. Septi)
Luigi saat meraih medali perak di Surabaya (Dok. Septi)

Cita-cita masa depan 

"Apa Luigi mau terus menekuni catur sampai jadi atlet profesional?" tanya seorang bloger lain sebelum sharing berakhir.

Septi menuturkan bahwa Luigi bercita-cita menjadi Youtuber yang bermain catur. Sang putra ingin mengembangkan kanal gaming catur.

"Pernah juga ia menulis cita-cita menjadi Grand Master," imbuhnya, mengingat momen chess camp di Sekolah Catur Utut Adianto. 

Bagi Septi, yang penting anak menikmati hobinya saat ini. Entah ke depan seperti apa, anak tak boleh terbebani oleh obsesi orangtuanya, termasuk kembali ke sepak bola. 

Kiat sukses anak bercatur 

Kalau ada anak yang ingin serius menekuni bidang catur, Septi mengingatkan agar orangtua berusaha menjaga kondisi fisik dan psikologis anak selalu baik, lebih-lebih saat bertanding dalam turnamen.

Seorang pecatur yang sukses harus mempertahankan keseimbangan antara fisik dan psikologis karena permainan panjang menuntut konsentrasi dan ketelitian tingkat tinggi.

Menjelang turnamen, anak dikondisikan sedemikian rupa dengan serangkaian latihan menurut anjuran pelatih, termasuk puasa gawai. Smartphone bisa menciptakan distraksi terhadap skill anak bercatur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun