Kue tradisional kedua yang saya jumpai selama idulfitri 1443 H adalah gapit yang bentuknya pipih. Berbahan tepung beras, gapit sama renyahnya dengan kluntung yang masih ada di desa tempat saya dilahirkan.Â
Proses pembuatan gapit pun mirip pembuatan kluntung, dengan dicetak dan dipanggang dia atas api. Bedanya, gapit terasa gurih sedangkan kluntung terasa manis. Beda lain terletak pada bentuknya; kluntung harus digulung sementara gapit cukup dijepit dan dibiarkan pipih agar tetap renyah.
3. Keripik pisang
Keripik pisang juga masih bisa saya temukan di beberapa rumah meskipun jumlahnya tak sebanyak kluntung dan gapit. Mungkin karena pembuatannya harus tekun sehingga orang kini jarang menyajikannya selama lebaran. Solusinya, sejumlah orang mulai membeli keripik pisang berbahan kepok atau pipit sehingga tak perlu repot lagi.
Keripik pisang buatan Lamongan biasa menggunakan jenis kepok yang didatangkan dari Bojonegoro atau Lumajang. Lebaran tahun ini ada produsen yang mengaku absen membuat sebab bahan tengah langka atau cukup mahal. Saya menemukan keripik pisang dalam rasa manis atau gurih, dua-duanya nikmat walau saya lebih menyukai rasa manis.
4. Rengginang
Jajanan lain yang meramaikan deretan kue tradisional adalah rengginang. Agak aneh sebenarnya karena di desa saya rengginang disebut krecek yang bisa bermakna makanan berbeda di daerah lain. Namun rengginang kini juga banyak dipakai sebagai penamaan sehari-hari. Mungkinkah lantaran sempat heboh frasa "remah rengginang" beberapa tahun lalu?
Rengginang dibuat dari beras ketan atau beras biasa yang dikukus lalu dijemur dan digoreng sebelum dihidangkan. Rengginang berciri renyah saat gigir sehingga bisa ambyar kalau tak berhati-hati menggigitnya. Rengginang juga sempat populer karena kerap disimpan di kaleng wafer bermerek kondang.
Awas, ada jebakan!
5. Madu mongso
Selain rengginang, kue tradisional yang saya temukan pada lebaran tahun ini adalah madu mongso. Inilah kue yang semakin langka menurut saya. Dari sekian rumah yang saya kunjungi, hanya satu rumah yang menyajikannya. Apakah karena pembuatannya yang berat dan rasanya yang manis membuat orang enggan mengadopsinya sebagai hidangan lebaran? Yang jelas, bentuknya imut alias lucu karena gendut dengan pita yang disematkan sebagai pengikat.Â